Sebagai pembuka, aku udah menetap di Sydney sejak 2000. Iya, pas sebelum Sydney Olympics. Lumayan lah, sempet ngerasain atmosfer olimpiade. Aku nonton 2 pertandingan live di stadion; Hendrawan lawan siapa yah aku lupa dari Cina pada partai final tunggal putra bulu tangkis dan Baseball. Yang baseball ini salah tiket, maunya nonton partai kuat USA v Cuba, eh gak taunya salah beli (abis antrinya udah kayak antri beras pas krismon), jadinya kita nonton Holland v South Africa.
Aku sempet balik ke Indo tahun 2002, apply Permanent Residentku offshore dari Indo. Dengan harapan setinggi langit, aku ngelamar kerja kiri dan kanan, maklum aku udah menggenggam gelar Master of Engineering Science dari University of New South Wales. Ternyata, bad timing and bad luck :( I can't get the job that I want nor the salary that I wish. Ujung-ujungnya aku "balik kucing" (istilah balik kucing ini artinya balik lagi ke apa yg udah lu tinggalin), jadi dosen part-time di jurusan Teknik Industri di almamaterku Universitas Kristen Petra, sambil apply full-time lecturer position there. Yang aku gak sangka .... di balik layar, kepala jurusan Teknik Mesin kurang senang hati karena aku justru melamar kerjaan di Teknik Industri (aku lulusan Teknik Mesin di Petra). Akhirnya entah kenapa, aku gak bisa jadi dosen tetap di Petra. Padahal I love teaching so much .....
Alasan lain mungkin karena aku pas mahasiswa terlalu aktif dan vocal. One unforgetable event was ketika Sekretaris Jurusanku, Mr. SC comment di majalah kampus membandingkan antara mahasiswa Teknik Mesin dan Teknik Industri, yang mana dia bilang "mahasiswa Teknik Industri dipoles dikit langsung jadi bagus", atau dengan kata lain mahasiswa Teknik Mesin itu idiot semua ? Beberapa mahasiswa langsung unjuk rasa, kebanyakan merobek lembaran majalah itu, terus ditempel balik ke kaca Tata Usaha Teknik Mesin dengan tambahan tulisan "PKI" atau "Pengkhianat" etc. Aku sebagai salah satu anggota Hima (Himpunan Mahasiswa) langsung merespon dengan mengumpulkan kekuatan dan minta pertanggungjawaban dari Mr. SC. Sebelumnya kita bikin rapat akbar pengurus Hima, kita coba brainstorm apa aja kemungkinan sangkalan Mr. SC. Walhasil, pas pertemuan dengan kita, Mr. SC gak berkutik, mati kutu dan menyetujui butir-butir tuntutan kita:
1. Mr. SC harus menggelar permohonan maaf di depan mahasiswa Teknik Mesin yang dikumpulin di Auditorium
2. Mr. SC harus menarik/mengkoreksi pernyataannya di majalah kampus edisi berikutnya
3. Mr. SC mengeluarkan pernyataan permintaan maaf dan ditempelkan di semua Tata Usaha seluruh jurusan.
Point yang terakhir gak pernah terwujud, tapi toh .... kita udah sangat puas. Kapan lagi mahasiswa bisa mengoreksi Sekretaris Jurusan who is the second highest position man in the major?
Dan banyak lagi lah ulah ulah Hima yang otaknya dari seorang Hide. I'm very proud of it. I will tell to all my children-grandchildren-great grandchildren who was Hide.
Anyway, I'm very depressed when I got that rejection news. Trus, pas kontrak part-time lecturerku abis dan ditawari ama Ketua Jurusan Teknik Industri untuk diperpanjang, aku menolak dengan halus. Seluruh kecintaaanku pada mengajar hilang bagai water drained in the sink.....
Hide (to be continued ..... ada yang nantangin main kartu neh)
meifi :)
ReplyDeletehide emang trouble maker dulu pas masih muda (huehuehuehe) ups kuliah. Hmmm ..... masalah maen kartu itu mah semacam arisan githu, uang yang kalah dikumpulin terus nanti pas weekend pergi makan bareng somewhere. Jadi kalah menang gak dongkol, atau tepatnya kalah menang KENYANG.
Gila, rajin banget tulisnya... sehari posting sama beberapa..*tepuk tangan*
ReplyDeleteKalau begitu dia bisa melebihi postingan aku yang sudah setengah tahun diblogger nih
Ah mau pulang dulu nulis posting tidak mau kalah sama Owen..hehehe