Teringat kata Beve “Wen, postinganmu panjang mulu. Padahal kadang kita kan online dari kantor, kerja sambil nyuri-nyuri blogwalking”. *Giggles* I just can’t helped. Mau gimana lagi ? Awalnya pas bikin posting itu, ideanya cuman satu, namun seringkali memunculkan idea lainnya, menggurita dan membola salju. Kucoba menulis sebuah postingan pendek ini.
Tau nggak kalau aku kerja di Coles, kudu parkir sekitar 2-3 blok away. Jadi sekitar 10-15 menit jalan kaki. Parkiran Shopping Centre tempatku kerja baru gratis setelah jam 5 sore. Jadinya tiap kali lunch break time, aku kudu nyempetin untuk balik ngambil mobil dan markir di Centre.
Biasanya sih sekitar jam 6-7 sore I have my lunch break. Sore itu cuaca begitu mendung, gelap. Awan kelabu udah mulai menggantung dan menyapaku. Wah kudu segera ngambil mobil nih, sebelum hujan turun. Namun mataku terbius pada sesosok makhluk manis dalam gaun hitamnya.
Dia memilih tempat begitu bagusnya, dinaungi spotlight, membuatnya glow, bersinar laksana seorang angel. Sedang apa kau di sana, honey ? Seakan waktu berhenti, aku diam, berdiri membeku, mengagumi dia. Tepukan dari PJ Gibson (Grocery Manager) membangunkanku dari ilusiku. “U’re getting your car again, mate ?” katanya sambil beringsut duduk dan menyulut rokoknya. “As usual, see ya” jawabku sambil melambaikan tangan dan berlalu. Oh Dewi, mungkinkah besok kita bertemu lagi ?
The rest of the evening, I am working while thinking of that woman in black. Seabis markir di Centre, aku langsung balik kerja, jadi gak sempat untuk keluar dan melongok dirinya lagi. I hope tomorrow we’ll meet again.
Keesokan harinya, pada waktu yang hampir sama, aku bergegas keluar mencarimu. Ahh, kamu ada di sana, ku menatapmu lagi. Kali ini kupandangi dalam-dalam. Matamu yang biru, menatap kosong, sendu. Apa yang kau pikirkan, Dewi ? Paras wajahmu yang ayu begitu oriental. Aku yakin kalau kamu ini pasti ada campuran Asia-nya. *Remind me of my Beve yang mau memperbaiki keturunan* Teringatku pada Cherylin, Administration Staff yang half Aussie, half Philippino itu.
Kau masih di sana, exactly the same position, masih sendiri. Aku masih takjub memandangimu dari seberang jalan. Aku yakin pikiranmu tidak di sini, tidak ada kerlingan atau lirikan matamu walaupun orang berlalu lalang di depanmu, termasuk bbrp hunky guys yang menatapmu.
Waktu lagi-lagi memisahkan kita. Entah berapa lama aku telah berdiri di sini. It’s time to go. Could I see you again tomorrow, my angel ?
Keesokan harinya: sore ini sore ketiga, aku nggak mau hanya memandangimu lagi. Ku beranikan diri untuk menyapamu. “Hi” kataku pelan. Tapi kau membisu, diam seribu bahasa. Perhaps, it just your way of ignoring me. That’s fine. I don’t want to force you into a stranger’s conversation. I don’t even know whether to see you again one day.
Kini kulihat dari dekat, make-up-mu yang pas, tidak menor berlebihan. You’re charming, my angel. Lehermu yang jenjang dihiasi dengan seuntai kalung mutiara, yang bergelantung manja di busana hitammu lagi. Sekali lagi ku menyapamu “Hi”. Namun, bibirmu yang merah, ranum merekah tetap mengatup rapat.
Akhirnya aku menyerah, aku berpaling dan menjauh darimu. Pas aku balik ke staff room, aku dengar other staffs sedang menggosipkanmu. I don’t want to hear bad things about you. In my eyes, you’re my angel. That’s good enough for me.
Keesokan hari: Lagi-lagi sore ini kupandangi dirinya. Dia begitu dingin, sampai aku tak bisa merasakan kehadirannya di sini. Her body language is still the same. Oh not just that, even her position is the same too. Hmmm, kuputuskan untuk mengakhiri “hubungan” ini.
Life must go on. Lagian toh, dia hanyalah poster iklan di etalase jewelery shop. *Gubrak* Serius amat bacanya ? *Ngikik sendiri* Lumayan lah, ngusir stress dan kebosanan kerja,
*Kecanduan Blog tingkat tinggi jadi ingat komen Hendri hehehe* Seringkali di jalan aku suka senyum-senyum sendiri, apalagi kalau dapat idea-idea gila seperti ini. Wakaka.
Sebuah senyum jahil menghiasi mukaku *membayangkan komen kalian*
Thursday, March 30, 2006
Wednesday, March 29, 2006
Rest In Peace (Daur Ulang)
Posting ini emang daur ulang, abis sayang udah nulis panjang lebar, aku gak tau ada yang baca atau tidak (kecuali Mee-A yang komen di shout), yang pasti gak ada yg ngasih komen, maklum kapan hari pas bikin (tgl 5 March) Hide kan belum populer *ceileh* > Emang sekarang udah ngetop ? Nggak lah, belum lah, baru "tenar" kok wakaka *yg nulis aja pingin muntah, apalagi yg baca* --->
Rahardjo Tirtoatmodjo. Tiba tiba nama itu terlintas di benakku saat ini. Dia adalah mantan dosenku di Petra, lulusan S3 dari France. Begitu banyak kenangan manis dan pahit-ku dengannya.
Cara mengajarnya yang begitu lain dengan dosen-dosen yang konvensional. Interaktif, tidak membosankan. Semua pertanyaan mahasiswanya bisa dijawab dengan memuaskan dengan pendekatan yang sangat praktikal.
Cara mengajarnya inilah yang menumbuhkan kecintaanku pada mengajar, bukan berarti Dosen selalu benar, tapi kita berbagi ilmu.
Sayangnya, ujiannya itu selalu multiple choice. Eh, bukannya multiple choice itu lebih gampang. In general sih emang lebih gampang, tapi gimana gak sewot, kalau pilihan jawabannya itu serupa tapi tak sama such as: A. 1914 B. 1941 C. 1915 D. 1924 Nah lho ……
Begitu dikasih tau kalau ujiannya bakal multiple choice, aku prediksi pertanyaannya bakal general gitu, gak mendetail, jadi belajarnya SKS (Sistem Kebut Semalam) aja. Walhasil, pas ujian, langsung blank.
Temenku si Tomy belajarnya lebih kilat lagi (karena dia gak pernah ngopi slide, jadi pas kita udah selesai belajar dan tidur, baru dia begadang belajar minjem punya kita). Eh ternyata pas keluar hasilnya, dia dapet nilai 80-an sedangkan aku 30-an. Eh ?
Tapi aku gak nyalahin si Tomy sih, dia ini emang jenius kok. Di kelas, gak pernah dengerin dosen, di rumah gak pernah belajar, main game computer or Super Nintendo aja kerjaannya; tapi pas KHS (Kartu Hasil Study) keluar, eh IP-nya 3 lagi.
Ujian pertama kata orang kan penjajakan, jadi sekarang aku udah tau style ujiannya pak Rahardjo gimana. Aku jadi bener-bener serius belajar sebelum ujian, berusaha hapalin hal-hal sampe mendetail. Eh lagi-lagi, hasilnya sama aja, tetap dapat 40-an :(Sebelum UTS (Ujian Tengah Semester), biasanya ada temu wicara antara dosen dengan mahasiswa membahas masalah-masalah proses belajar mengajar. Salah satu mahasiswa bertanya ke salah satu dosen “Pak, kok ujiannya menyimpang dari materi kuliah ?” Dosen yang bersangkutan memberikan tanggapan. Eh, abis gitu, pak Rahardjo ikut menimpali, maksudnya sih bercanda, mencoba menghangatkan suasana “Kalo ujian saya sih gak pernah menyulitkan mahasiswa, hanya inti-inti pelajaran saja yang saya keluarkan di ujian”.
Spontan aja aku bengong, lho kok inti-inti aja sampai mendetail ke tahun-tahun segala yah ? Iseng aku berdiri, mengacungkan tangan terus bertanya “Maaf pak yah, aku rasa bapak ini apa yang diomongkan kok gak sama dengan kenyataan?” Terus aku tambahin contoh konkret ujiannya sendiri. Pak Rahardjo mati kutu bagai disambar geledek. No comment.
Akhirnya UTS tiba, aku udah hopeless lah ama pelajarannya pak Rahardjo. Timbul ide gilaku, aku tantangin si Tomy untuk balapan keluar. Kan ujiannya juga multiple choice kan. Taruhannya yang keluar belakangan ntraktir makan soto.
Taruhan balapan ini jadi keterusan, setiap kali ada ujian pak Rahardjo, either aku atau Tomy yang keluar duluan. Sampe suatu saat pas UAS (Ujian Akhir Semester), udah lebih dari 20 menit, kita berdua masih betah di dalam ruang ujian. Pak Rahardjo terus nyeletuk “Hide, Tomy, ini udah 20 menit lho. Kok belum ada yang keluar ? Tumben ?” Seluruh kelas ngakak. Ya ampun, apa kita ini udah keterlaluan yah, pikirku saat itu. Tapi bodo amat ahh :)
Pak Rahardjo ini juga aktif terlibat dalam pelayanan masyarakat, termasuk kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) membangun desa binaan UK Petra di daerah tertinggal di Mojokerto. Salah satu program KKN ini adalah pembangunan instalasi Listrik Biogas yaitu listrik yang dihasilkan dari kotoran hewan.
Mahasiswa yang tertarik untuk ikut dalam program ini pertama kali dianjurkan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Biogas. Aku bener-bener interested ama topik ini, bahkan punya pikiran panjang mungkin cocok dipake untuk bahan Tugas Akhir ? Aku dan Tomy bikin tim bareng bener-bener menganalisa Biogas. Eh, masih setengah jalan, ada kabar kalau tim Biogas dibubarkan, katanya sih gak ada dana yang turun dari UK Petra.
Saat itu, aku bener-bener kecewa ama pak Rahardjo. Kok dia memberikan harapan yang muluk-muluk kalau gak bisa diwujudkan ? Sampe pake ngadain big meeting segala ? Terus apa gunanya aku susah payah mencari data dan bikin makalah segala ? Aku jadi sedikit antipati ama dia, sampe salah satu mata kuliah pak Rahardjo: Otomotif, jangankan belajar, megang materi kuliahnya aja gak pernah. Ujiannya aku bikin tebak ABCD, atau tebak kancing baju, kalo gak terserah feelings. Yah, hasilnya tau sendiri lah, D alias gak lulus. Semester depannya aku kudu ngulang lagi :(
Setelah aku sampai di Australia, aku baru denger dari temen-temen yang masih di Indo, ternyata pembatalan tim Biogas itu bener-bener kesalahan UK Petra. Proposal pak Rahardjo ditolak dengan beragam alasan. Aku menyesal sempat menyalahkan pak Rahardjo.
Beberapa bulan kemudian, aku dapat shocking sms dari Indonesia: “Telah berpulang ke rumah Bapa, Bpk. Rahardjo Tirtoatmodjo pada tgl …. Dan bakal disemayamkan di auditorium UK Petra …..”
Aku langsung sms balik ke Indo “Eh, kalo becanda, jangan keterlaluan dong. Orang masih muda dan sehat gitu kok dibilang mati ?”
Ada sms lagi, dari temen yang lain, beritanya sama. Waduh ternyata berita itu beneran toh ?
Penyebabnya adalah komplikasi Typhus ama Lever. Beliau sempat dirawat 3 hari di RS. Beliau meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak (pas itu masih kecil-kecil, umurnya sekitar 5 dan 8 tahun).
Kata temenku, ini juga ada kesalahan dari UK Petra, karena beban kerja yang terlalu berlebihan, dan pas ada keluhan dari pak Rahardjo, tidak ditanggapi dengan serius, bahkan nunggu pak Rahardjo pingsan dulu baru buru-buru dirujuk dan dirawat di RS.
Pak Rahardjo, maafkan aku yah atas kesalahpahamanku selama ini. Hanya posting ini yang bisa aku dedikasikan padamu.
Rest in Peace, pak Rahardjo.
Hide (Hidup matinya manusia di tangan Tuhan)
Rahardjo Tirtoatmodjo. Tiba tiba nama itu terlintas di benakku saat ini. Dia adalah mantan dosenku di Petra, lulusan S3 dari France. Begitu banyak kenangan manis dan pahit-ku dengannya.
Cara mengajarnya yang begitu lain dengan dosen-dosen yang konvensional. Interaktif, tidak membosankan. Semua pertanyaan mahasiswanya bisa dijawab dengan memuaskan dengan pendekatan yang sangat praktikal.
Cara mengajarnya inilah yang menumbuhkan kecintaanku pada mengajar, bukan berarti Dosen selalu benar, tapi kita berbagi ilmu.
Sayangnya, ujiannya itu selalu multiple choice. Eh, bukannya multiple choice itu lebih gampang. In general sih emang lebih gampang, tapi gimana gak sewot, kalau pilihan jawabannya itu serupa tapi tak sama such as: A. 1914 B. 1941 C. 1915 D. 1924 Nah lho ……
Begitu dikasih tau kalau ujiannya bakal multiple choice, aku prediksi pertanyaannya bakal general gitu, gak mendetail, jadi belajarnya SKS (Sistem Kebut Semalam) aja. Walhasil, pas ujian, langsung blank.
Temenku si Tomy belajarnya lebih kilat lagi (karena dia gak pernah ngopi slide, jadi pas kita udah selesai belajar dan tidur, baru dia begadang belajar minjem punya kita). Eh ternyata pas keluar hasilnya, dia dapet nilai 80-an sedangkan aku 30-an. Eh ?
Tapi aku gak nyalahin si Tomy sih, dia ini emang jenius kok. Di kelas, gak pernah dengerin dosen, di rumah gak pernah belajar, main game computer or Super Nintendo aja kerjaannya; tapi pas KHS (Kartu Hasil Study) keluar, eh IP-nya 3 lagi.
Ujian pertama kata orang kan penjajakan, jadi sekarang aku udah tau style ujiannya pak Rahardjo gimana. Aku jadi bener-bener serius belajar sebelum ujian, berusaha hapalin hal-hal sampe mendetail. Eh lagi-lagi, hasilnya sama aja, tetap dapat 40-an :(Sebelum UTS (Ujian Tengah Semester), biasanya ada temu wicara antara dosen dengan mahasiswa membahas masalah-masalah proses belajar mengajar. Salah satu mahasiswa bertanya ke salah satu dosen “Pak, kok ujiannya menyimpang dari materi kuliah ?” Dosen yang bersangkutan memberikan tanggapan. Eh, abis gitu, pak Rahardjo ikut menimpali, maksudnya sih bercanda, mencoba menghangatkan suasana “Kalo ujian saya sih gak pernah menyulitkan mahasiswa, hanya inti-inti pelajaran saja yang saya keluarkan di ujian”.
Spontan aja aku bengong, lho kok inti-inti aja sampai mendetail ke tahun-tahun segala yah ? Iseng aku berdiri, mengacungkan tangan terus bertanya “Maaf pak yah, aku rasa bapak ini apa yang diomongkan kok gak sama dengan kenyataan?” Terus aku tambahin contoh konkret ujiannya sendiri. Pak Rahardjo mati kutu bagai disambar geledek. No comment.
Akhirnya UTS tiba, aku udah hopeless lah ama pelajarannya pak Rahardjo. Timbul ide gilaku, aku tantangin si Tomy untuk balapan keluar. Kan ujiannya juga multiple choice kan. Taruhannya yang keluar belakangan ntraktir makan soto.
Taruhan balapan ini jadi keterusan, setiap kali ada ujian pak Rahardjo, either aku atau Tomy yang keluar duluan. Sampe suatu saat pas UAS (Ujian Akhir Semester), udah lebih dari 20 menit, kita berdua masih betah di dalam ruang ujian. Pak Rahardjo terus nyeletuk “Hide, Tomy, ini udah 20 menit lho. Kok belum ada yang keluar ? Tumben ?” Seluruh kelas ngakak. Ya ampun, apa kita ini udah keterlaluan yah, pikirku saat itu. Tapi bodo amat ahh :)
Pak Rahardjo ini juga aktif terlibat dalam pelayanan masyarakat, termasuk kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) membangun desa binaan UK Petra di daerah tertinggal di Mojokerto. Salah satu program KKN ini adalah pembangunan instalasi Listrik Biogas yaitu listrik yang dihasilkan dari kotoran hewan.
Mahasiswa yang tertarik untuk ikut dalam program ini pertama kali dianjurkan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Biogas. Aku bener-bener interested ama topik ini, bahkan punya pikiran panjang mungkin cocok dipake untuk bahan Tugas Akhir ? Aku dan Tomy bikin tim bareng bener-bener menganalisa Biogas. Eh, masih setengah jalan, ada kabar kalau tim Biogas dibubarkan, katanya sih gak ada dana yang turun dari UK Petra.
Saat itu, aku bener-bener kecewa ama pak Rahardjo. Kok dia memberikan harapan yang muluk-muluk kalau gak bisa diwujudkan ? Sampe pake ngadain big meeting segala ? Terus apa gunanya aku susah payah mencari data dan bikin makalah segala ? Aku jadi sedikit antipati ama dia, sampe salah satu mata kuliah pak Rahardjo: Otomotif, jangankan belajar, megang materi kuliahnya aja gak pernah. Ujiannya aku bikin tebak ABCD, atau tebak kancing baju, kalo gak terserah feelings. Yah, hasilnya tau sendiri lah, D alias gak lulus. Semester depannya aku kudu ngulang lagi :(
Setelah aku sampai di Australia, aku baru denger dari temen-temen yang masih di Indo, ternyata pembatalan tim Biogas itu bener-bener kesalahan UK Petra. Proposal pak Rahardjo ditolak dengan beragam alasan. Aku menyesal sempat menyalahkan pak Rahardjo.
Beberapa bulan kemudian, aku dapat shocking sms dari Indonesia: “Telah berpulang ke rumah Bapa, Bpk. Rahardjo Tirtoatmodjo pada tgl …. Dan bakal disemayamkan di auditorium UK Petra …..”
Aku langsung sms balik ke Indo “Eh, kalo becanda, jangan keterlaluan dong. Orang masih muda dan sehat gitu kok dibilang mati ?”
Ada sms lagi, dari temen yang lain, beritanya sama. Waduh ternyata berita itu beneran toh ?
Penyebabnya adalah komplikasi Typhus ama Lever. Beliau sempat dirawat 3 hari di RS. Beliau meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak (pas itu masih kecil-kecil, umurnya sekitar 5 dan 8 tahun).
Kata temenku, ini juga ada kesalahan dari UK Petra, karena beban kerja yang terlalu berlebihan, dan pas ada keluhan dari pak Rahardjo, tidak ditanggapi dengan serius, bahkan nunggu pak Rahardjo pingsan dulu baru buru-buru dirujuk dan dirawat di RS.
Pak Rahardjo, maafkan aku yah atas kesalahpahamanku selama ini. Hanya posting ini yang bisa aku dedikasikan padamu.
Rest in Peace, pak Rahardjo.
Hide (Hidup matinya manusia di tangan Tuhan)
Sunday, March 26, 2006
I don't wanna know
I don't wanna know ..... itu doang yang aku tau artinya dari lagu OST Love at Dolphin Bay hehehe. Mungkin si Beve mau berbaik hati menerjemahkannya. Kalaupun nggak, selama ini aku tetep bisa enjoy lagunya tuh. Udah liat belon Love at Dolphin Bay ? Serial lama seh but not bad lah. I just wondering apa bener bener ada cinta yang kayak gitu yah ? Hmmm ....
Back to weekend *seperti permintaan Youtea*. Nothing special, Saturday overtime di Fresh Produce dan Sunday I start working at Bakery again. Terus, pas aku blogwalking kebanyakan pada sibuk *entah ngapain wakaka*
Mendingan aku cerita Jumat aja yah. Hari Jumat aku libur, jadi nyempetin diri bantuin cece dan cecangku ngurus working permit di city. Terus sekalian jalan-jalan di Chinatown. Seperti biasa pas masuk Chinatown itu pasti ada aja homeless yg ngemis *minta-minta*, yang pake alasan "GOT FIRED. NEED MONEY TO SURVIVE" atau "NEED MONEY TO GO HOME/MELBOURNE". Kalau lagi hoki, malah kadang-kadang kita disamperin orang yang dengan culunnya minta koin, eh ada $1 atau $2 buat nelpon gak, padahal sekali nelpon lokal cuman 50c maksimum. Kalo udah gini biasanya aku rogoh kantong, kalo bisa nemu 5c, gua sodorin, eh seringnya mereka nyengir doang, menunjukkan gigi mereka. Wakaka
Tapi suatu kali aku nyaris meniru jejak mereka untuk "minta sumbangan", saat itu pas buang sampah ke garbage bin *di luar unitku* aku cuma pake boxer *tau donk boxer ? kalo gak tau nanya sisca aja deh* dan singlet alias kutang. Saking buru-burunya turun, lupa kalo boxer-ku gak ada kantongnya alias aku gak bawa kunci rumah, dompet maupun HP. Walhasil aku terkunci di luar unit. Mau nelpon, gak ada duit/koin. Walau bisa ngutang di convenience shop depan kompleks rumahku, juga percuma lha wong aku gak hapal nomor tujuan. *jadi sadar ketergantungan pada HP yg tinggi* > saran mulai sekarang tulis no emergency di jidat wakaka
Pikir punya pikir satu-satunya jalan keluarnya aku kudu jalan sekitar half an hour ke pabrik tempat flatmateku bekerja. Orang Australia mah biasa aja, lu mau jalan half naked or naked beneran *kalo ini langsung dicakup polisi*, mereka cuek aja, cuman aku-nya yang merasa gimana gitu. Ahh jadi teringat di Indonesia, di mana banyak orang yang numpang (nggandol) truck. Pernah terpikir gak kalo Nggandol truck itu susah ? Aku pernah ngerasain susahnya tuh, ceritanya pas aku kecil banyak truk keluar masuk pabrik papaku, jadi aku terinspirasi untuk niru aksi mereka yg turun naik truk. Nah pas ada truk mau keluar aku nggandol, dan saat mereka melaju meninggalkan pelataran pabrik papaku, aku langsung lompat turun. No big deal pikirku saat itu.
Eh salah, ternyata not that simple. Gak athletis jadinya kaki yang mendarat gak kokoh menopang badan, akhirnya dagu dan muka mencium aspal. Ya, berdarah-darah gitu. Aku pikir wah bakalan langsung disabet mommy ama penjalin, eh ternyata enggak lho, saat itu pas lagi sakit disayang-sayang, tapi besoknya cilaka kita main kejar-kejaran deh wakaka.
Sejak itu, tiap kali ada yg nggandol, aku perhatiin baik baik. A ha, ternyata ada triknya kalo mau lompat turun dari truk yang berjalan, yaitu badan kudu dicondongin ke depan, untuk mengimbangi momentum dari truk yg lagi melaju. Tapi aku udah gak ada guts untuk nyoba lagi deh.
Back to Chinatown, setelah manuver-manuver menghindari para pengemis itu, akhirnya aku mendarat di Paddys Market, tujuannya gak beli souvenir, tapi beli sayur, buah, ikan dan daging babi. *Gak mau cerita panjang lebar, nanti postingannya panjang lagi*
Malamnya aku pergi nonton "A History of Violence" itu loh yg main jadi King Aragorn di Lord of The Rings "Viggo Mortensen". Terlepas dari aktingnya yang bagus, filmnya jelek. Story linenya begini: 15 menit pertama alurnya lambat banget, sampe aku nyaris ketiduran, terus action bak-bik-buk dan dar-der-dor, kemudian The End. "Is that it ?" demikian celetukan penonton di belakangku. Aku juga berharap there's something more, karena di koran, kritik tentang film ini katanya twist and turn at the end of the movie ? Yang mana ?
Back to today. This morning, I went to my doctor, karena aku merasa stiff dan sore di sekitar neck-ku, kata dokterku sih gak apa-apa, aku cuman disuruh istirahat dan dikasih surat dokter *tau kan supaya bisa dibayar sick leave, aku kudu punya doctor certificate*. Pertamanya sih aku mau istirahat aja, tapi udah lebih dari 24 jam gak blogwalking. Rasanya gimana gitu.
Iseng, aku coba untuk ganti lagu dari I Web Tunes *thank you Beve udah repot-repot modifikasiin templateku*. At the end, I don't wanna know, Blogwalking jalan terus. Merdeka
Back to weekend *seperti permintaan Youtea*. Nothing special, Saturday overtime di Fresh Produce dan Sunday I start working at Bakery again. Terus, pas aku blogwalking kebanyakan pada sibuk *entah ngapain wakaka*
Mendingan aku cerita Jumat aja yah. Hari Jumat aku libur, jadi nyempetin diri bantuin cece dan cecangku ngurus working permit di city. Terus sekalian jalan-jalan di Chinatown. Seperti biasa pas masuk Chinatown itu pasti ada aja homeless yg ngemis *minta-minta*, yang pake alasan "GOT FIRED. NEED MONEY TO SURVIVE" atau "NEED MONEY TO GO HOME/MELBOURNE". Kalau lagi hoki, malah kadang-kadang kita disamperin orang yang dengan culunnya minta koin, eh ada $1 atau $2 buat nelpon gak, padahal sekali nelpon lokal cuman 50c maksimum. Kalo udah gini biasanya aku rogoh kantong, kalo bisa nemu 5c, gua sodorin, eh seringnya mereka nyengir doang, menunjukkan gigi mereka. Wakaka
Tapi suatu kali aku nyaris meniru jejak mereka untuk "minta sumbangan", saat itu pas buang sampah ke garbage bin *di luar unitku* aku cuma pake boxer *tau donk boxer ? kalo gak tau nanya sisca aja deh* dan singlet alias kutang. Saking buru-burunya turun, lupa kalo boxer-ku gak ada kantongnya alias aku gak bawa kunci rumah, dompet maupun HP. Walhasil aku terkunci di luar unit. Mau nelpon, gak ada duit/koin. Walau bisa ngutang di convenience shop depan kompleks rumahku, juga percuma lha wong aku gak hapal nomor tujuan. *jadi sadar ketergantungan pada HP yg tinggi* > saran mulai sekarang tulis no emergency di jidat wakaka
Pikir punya pikir satu-satunya jalan keluarnya aku kudu jalan sekitar half an hour ke pabrik tempat flatmateku bekerja. Orang Australia mah biasa aja, lu mau jalan half naked or naked beneran *kalo ini langsung dicakup polisi*, mereka cuek aja, cuman aku-nya yang merasa gimana gitu. Ahh jadi teringat di Indonesia, di mana banyak orang yang numpang (nggandol) truck. Pernah terpikir gak kalo Nggandol truck itu susah ? Aku pernah ngerasain susahnya tuh, ceritanya pas aku kecil banyak truk keluar masuk pabrik papaku, jadi aku terinspirasi untuk niru aksi mereka yg turun naik truk. Nah pas ada truk mau keluar aku nggandol, dan saat mereka melaju meninggalkan pelataran pabrik papaku, aku langsung lompat turun. No big deal pikirku saat itu.
Eh salah, ternyata not that simple. Gak athletis jadinya kaki yang mendarat gak kokoh menopang badan, akhirnya dagu dan muka mencium aspal. Ya, berdarah-darah gitu. Aku pikir wah bakalan langsung disabet mommy ama penjalin, eh ternyata enggak lho, saat itu pas lagi sakit disayang-sayang, tapi besoknya cilaka kita main kejar-kejaran deh wakaka.
Sejak itu, tiap kali ada yg nggandol, aku perhatiin baik baik. A ha, ternyata ada triknya kalo mau lompat turun dari truk yang berjalan, yaitu badan kudu dicondongin ke depan, untuk mengimbangi momentum dari truk yg lagi melaju. Tapi aku udah gak ada guts untuk nyoba lagi deh.
Back to Chinatown, setelah manuver-manuver menghindari para pengemis itu, akhirnya aku mendarat di Paddys Market, tujuannya gak beli souvenir, tapi beli sayur, buah, ikan dan daging babi. *Gak mau cerita panjang lebar, nanti postingannya panjang lagi*
Malamnya aku pergi nonton "A History of Violence" itu loh yg main jadi King Aragorn di Lord of The Rings "Viggo Mortensen". Terlepas dari aktingnya yang bagus, filmnya jelek. Story linenya begini: 15 menit pertama alurnya lambat banget, sampe aku nyaris ketiduran, terus action bak-bik-buk dan dar-der-dor, kemudian The End. "Is that it ?" demikian celetukan penonton di belakangku. Aku juga berharap there's something more, karena di koran, kritik tentang film ini katanya twist and turn at the end of the movie ? Yang mana ?
Back to today. This morning, I went to my doctor, karena aku merasa stiff dan sore di sekitar neck-ku, kata dokterku sih gak apa-apa, aku cuman disuruh istirahat dan dikasih surat dokter *tau kan supaya bisa dibayar sick leave, aku kudu punya doctor certificate*. Pertamanya sih aku mau istirahat aja, tapi udah lebih dari 24 jam gak blogwalking. Rasanya gimana gitu.
Iseng, aku coba untuk ganti lagu dari I Web Tunes *thank you Beve udah repot-repot modifikasiin templateku*. At the end, I don't wanna know, Blogwalking jalan terus. Merdeka
Tuesday, March 21, 2006
Melbourne
Ternyata menulis buku itu tidak segampang posting blog. Sudah berjam-jam aku spent, beribu ide berkeliaran liar di kepalaku, tapi selalu terganjal pada struktur, grammar dan gaya bahasa, jadinya sampai sekarang baru satu halaman yang kelar *malu* > bukunya kelar tahun 2010 kali wakaka.
Oh ya, btw buat yang mau baca posting ini ...... ada peringatan sebelumnya nih wakaka
WARNING: Excessive posting alias PUANJAANGGG, jadi grab your snack and drink, find a comfy lounge or bed and enjoy. At the end of this posting, you’ll think that you’d been to Melbourne hehehe.
Bete, akhirnya aku putuskan untuk menyelesaiin my homework. Kapan hari kan aku ke Melbourne, holiday sambil dateng ke my niece’s wedding party. *Here it comes, Beve. I always keep my promise*
Tahun 2000 aku pernah ngunjungin Melbourne sih, tapi gak pake tour alias pergi sendiri. So, kemarin ini aku nyoba pake tour, apa bedanya sih.
Aku book the whole package 7-12 March. Tournya berangkat dari sebelah Sydney Entertainment Centre (itu loh depan Mc Donald Darling Harbour) jam 7 pagi. Pas nyampe sana, udah ada 3 bus berjejer. Dari gede, sedang sampe kecil. Aku dengan pedenya langsung nyamperin bus yang gede dan nyodorin tour voucher, eh ternyata salah jurusan, bus itu yang ke Gold Coast. Ooh berarti the next one dong. Lagi-lagi salah, yang kedua ini ke Port Stephen (1 Day Tour). Berarti bus gua yang tiny itu ? Ke Melbourne 12 jam lebih naik ‘lemper’ ini, walah.
Day 1 : 7 March
Ya udah lah, mau gimana lagi. Aboard the bus, aku liat ‘penghuni’nya semua Chinese, I meant bener-bener dari China, Taiwan dan Hongkong. Walhasil, aku curiga jangan-jangan nanti tour guidingnya dalam bahasa Mandarin bukan English. Jackpot ! Pas bus baru berjalan, Jack, the tour guide mulai bercuap-cuap dengan meriahnya dalam Mandarin sambil sesekali pake Kwantung.
Berisik, menyesal sekali aku gak bawa MP3 Player, Discman atau bahkan sumbat telinga, apalagi aku duduk persis di belakang sopir. Tapi ada untungnya sih, ruang kaki lebih lega, bahkan sering nantinya dalam perjalanan kaki aku selonjorin di sebelah supir (ada kursi kecil), selain melepas lelah, juga melepas bau dan sekalian keep the driver awake *bau kaki nih*
Jadi setiap kali kita break, aku sempetin nanya ke si Jack, eh kita abis gini mau ngapain, break berapa lama etc etc. Sablengnya si Jack ini kalo gak ditanyain, juga dengan senang hati gak ngasih tau gw. I wish Beve was going with me, pasti bisa jadi good translator wakaka
Aku sih tau Mandarin dikit banget *sek u fen cung = lima belas menit* *fan = nasi/makan* dan *i fu = baju*. Seharian kita naik bus, beberapa kali mampir di pom bensin atau McD, buat buang air dan beli snack. Asli buosannn *buat yang mau ke Melbourne naik bus, saran gw bawa raket nyamuk, jd kalo udah mulai bored, sentil aja wire-nya dan pastiin ‘on’, dijamin gak ngantuk lagi*. Sepanjang jalan terutama daerah Country area, ngeliatnya sapi berbagai warna, hitam legam, hitam belang-belang dan coklat *sayang gak ada yang pelangi warnanya*, domba dan kambing.
Untung aku sempet beli Daily Telegraph, entah berapa kali aku bolak balik dari depan sampai belakang. Bahkan artikel-artikel kecil yang biasanya gak aku baca aku embat juga, semacam iklan duka, birthday dan bahkan kontak jodoh. Oh yah, kontak jodoh di sini lucu deh, kalo di Indo kan cuma Men looking for Women, or vice versa. Kalau di sini bahkan ada Men looking for Men atau Women looking for Women *giggles, mengelus dada* amit-amit deh.
Aku udah gak harapin hotelnya bakal ‘bener’. Kita nyampe hotel jam 8 malam *finally*. EXPLORER INN di Spencer Street. Ternyata not bad juga, yang pasti deket ama City, jadi cari makannya gampang deket Chinatown, soalnya dari hotel cuman dapet free breakfast. Sayangnya karpetnya agak berdebu, tapi dasar udah capek peduli amat ?
Day 2 : 8 March
Abis makan pagi, kita ngumpul lagi di bus, trus travelling ke Botanical Garden, dimana kita ngeliat taman dengan berjuta bunga dan pepohonannya *gimana sih Wen, kalo taman yah banyak tanamannya lah, kalo banyak binatangnya kan Zoo wakaka*. Ada satu ruangan khusus yang mana full flower deh, ibu-ibu anggota tour-ku udah langsung saling bergaya bak foto model, dan biasa gw jadi tukang foto dadakan. Walau gak bisa English tapi dari bahasa Tarzan-nya mereka gw tau kalo minta difotoin *cukup sodorin kamera, tunjuk tombol yang dipencet dan abis difoto angguk-angguk ‘shie shie’*.
Selanjutnya kita jalan ke Yarra River, naik Cruise-nya. Aku baru sadar kalo jembatan di Melbourne ini dekat banget dengan permukaan air. Fortunately, pas kita cruising, airnya gak terlalu tinggi jadi kita bisa melewati jalur normal, went below the bridges. Di dalam ferrynya ada tour guide dlm English *akhirnya*. Terus nyoba keluar di decknya get some fresh air. Kalo di atas deck, tiap kali mau lewat bawah jembatan, kepala kudu ditundukkan *kalo gak, bisa benjol*
Abis gitu kita didrop di Chinatown, makan sendiri-sendiri. Aku mampir ke Food Court, tertarik ama Eel (itu loh belut). Yuks, maklum makanan Jepang setengah matang, pokoknya ganjal perut lah. Abis gitu, kita jalan lagi ke Rialto Tower, yang katanya bisa liat Melbourne dari atas gedung pencakar langit ini.
Sampe sana, kita ternyata ngeliat movie hasil shootingan dari atas helicopter capturing Melbourne. Lho ? Bayar $18 cuman buat liat film kayak gini ? Kan mendingan ke IMAX yah (btw IMAX ini film layar super lebar kayak di Keong Emas itu loh). *Aku udah mulai geram ‘grrrrrr’ dan siap menggonggong, lho ?* Ternyata abis liat film, kita naik sampe ke top of the building dan liat sendiri Melbourne 360 derajat. Keren juga lho, jadi merasa kecil. Coba kalo aku lompat dari sini, sampe bawah jadi apa yah ? Bubur ayam kali wakaka
Malamnya kita jalan ke Phillip Island (yupe, bener sekali tempatnya MotoGP), kita mau liat Penguin Parade. Sebelum nyampe, kita mampir ke Chinese restaurant, have a dinner. Berhubung ini voluntary alias not included in the package, jadi beberapa orang makan di tempat lain. Yang makan di tempatku itu aku, Jack dan dua pasang manula. Huehuehue, iya loh, aku yang paling muda, jangan-jangan aku salah book neh ikut Senior Melbourne Tour wakaka.
Biasa lah, saling sungkan dan saling mempersilahkan untuk makan duluan. Pas aku unjuk gigi, ambil duluan, aku sempat melirik ekspresi salah satu encim yang sedikit kaget. Eh, bodo amat, kelamaan basa-basi, udah sekali gua silahkan, gak mau inisiatif yah udah *Dasar*
Oh ya, cuaca di Melbourne ini aneh, panas tapi anginnya dingin, tapi aku cuek bebek, cuman pake T-Shirt dan Jeans, kebanyakan mereka udah pada pake jaket. Untuk ngeliat penguin ini, kita pada duduk-duduk di pinggiran pantai, sambil nunggu penguinnya pulang dari laut, balik ke kandang. Hebat banget Australia, atraksi gini aja bisa dibuat tourism object.
Duduk di pinggir pantai (ada tempat duduk kayak di stadion gitu), aku mulai merasa dingin, aginnya kencang gila-gilan. Mana semua orang yang ke situ pada pake jaket atau pakaian dobel. Ohhh pantas kemarin itu si Jack ada mention masalah ‘i fu’ atau baju, mungkin dia ingatin kita untuk pake baju dobel. Walhasil aku merasa naked di antara orang-orang yang berbusana ala orang Eskimo. Pas ditanyain ama orang tour lainnya aku cuman bilang ‘Oh, it’s ok’ Padahal, sambil menelan liur, aku berharap ada yang mau menyodorkan jaketnya wakaka
Lebih dari setengah jam-an menunggu, akhirnya sekitar 8.25 pm, penguin-penguin mini itu berdatangan, kita gak boleh ambil foto/dokumentasi dan gak boleh berisik, karena kalau mereka merasa terusik, mereka balik ke laut bebas lagi. Gila, kecil banget lho, malah kalah tinggi ama burung camar yang berkeliaran di pantai. Pas jalan lucu banget, cute *aku bayangin Beve kalo jalan kayak gini juga kali wakakaka, eh enggak ding inget cute-nya jadi inget Beve ‘Beve emang cute gak sih ?’ *
Udah puas liat penguin, semua langsung ke bus, aku bergegas ke cafe beli Hot Chocolate. Mungkin bibirku udah biru dan mukaku udah putih semua, kata orang cafenya lain kali kalo ke sini bawa baju dobel. *Malu*
Balik ke hotel entah jam berapa udah capek banget. Si Jack kalo nyetir waduh pelan banget *jadi pengen ngambil cemeti dan nyambukin dia biar ngebut dikit wakakaka*. Kata Jack besok pagi breakfastnya jam 7.
Day 3 : 9 March
Jam 7.30 am, abis breakfast, kita jalan ke Souvereign Hill, Balarat, tempat orang dulu menambang emas. Salah satu tempat ‘Gold Rush’ di Australia. Liat-liat Gold Museum, sayangnya emas-nya gak boleh dibawa pulang wakaka. Eh, kebetulan di luar ada Queen Victoria Baton itu loh obornya Commonwealth Games lagi di-estafet-in. Dasar tourist, orang tourku lainnya pada gak mau liat. Padahal local people nya bener-bener menyambut dan memeriahkan, dari eldery people udah queueing di luar nursing home, anak-anak sekolah udah berbaris di pinggir jalan. Memang oang Australia ini nasionalitynya gede banget. Jadinya gak ada yg bisa motoin aku, kan gak enak minta tolong mereka yang lagi mau liat acara estafet baton ini.
Abis lunch di Souvereign Hill ini *biasa di Chinese Restaurant lagiii*, kita jalan ke Twelve Apostles yang ya ampunnn juaauuhhh sekaleee. Twelve Apostles dinamain begini karena bagai keajaiban ombak membentuk sekitar 12-an karang di pinggir laut. Bagus sekali. Tapi sayang karena kita sampai sana jam 2 sore, jadi agak susah kalau mau ambil background karang-karang yang gede karena silau melawan matahari. Jadinya backgroundnya ngambil karang yang kecil-kecil.
Beberapa kali liat helikopter berkeliaran, jadi pengen nyoba, apalagi ada waktu luang cukup lama. Nyampe di depan tempat Sky Sight Seeing, tempat naik helikopter, wah antrinya itu loh, panjang. Iseng aku cek harganya waksss $120 pp (per person, bukan pulang pergi) for around 5 minutes. Gak jadi dehhh
Sore itu pulang agak early, sampe di hotel sekitar jam 7 an. Soalnya mereka sekarang kudu istirahat karena besok perjalanan balik ke Sydney naik bus lagi. Not for me, karena aku mau attend Meme’s wedding *liat postingku : Married ama Bule*, jadi aku udah book hotelnya sampe Minggu pagi.
Oh ya, dasar Jack, dia ngingetin aku besok breakfastnya jam 7 karena jam 7.30 langsung berangkat ke Sydney. Lho ? Aku jelasin, kalo aku stay longer than the rest, eh dia baru ngeh kalo aku gak pulang bareng dia. Malamnya, aku keliling sendiri ke City naik turun trem. Gratis kok kalo di City Circle itu kata Meme. *Ternyata salah info alias enggak gratis* Yang gratis itu cuman trem merah dimodel kuno dengan tulisan “City Circle” wakaka, pas aku cerita ke Meme dan temen-temen di Melbourne, mereka pada nimpalin “Wah hoki, gak ada ticket inspector, kalo gak kena fine sampe $150” Waakks
Day 4 : 10 March
Sudah gak ada tour, jadinya jalan sendiri. Target pertama adalah Queen Victoria Market, tempat beli souvenir such as T-Shirt. Buset, pasarnya jelek amat, udah kayak pasar di Indo gitu, cuman gak becek *bayangin ikut Mommy berbecek-becek ria di pasar Kapas Krampung-Surabaya*. Sayangnya souvenirnya kebanyakan sama aja ama di Sydney, tulisannya AUS, Australia. Susah nyari yang khas Melbourne. Bahkan takjubnya, landmark Sydney such as Opera House, Harbour Bridge souvenir juga dijual di sini. Waduh oleh-oleh buat anak Sydney apa yah ?
Akhirnya setelah explore QV Market, akhirnya ada buah tangan lumayan dua tas. Balik hotel dulu, terus janjian makan ama si Meme, dianya udah cuti sejak hari Senin. Diajak makan di resto Vietnam, Pho kalo gak salah. Terus dikenalin temennya si Fenny (pas ngambil lunch break). Sekalian ketemu Johan, kokonya Meme, yang baru dateng dari Indo paginya.
Aku sempet nanya ke Johan, kok bisa escape dari papanya yang strict itu, dia bilang dia udah beli ticket jauh-jauh hari, lagian dia mau ngurus asset real estate-nya di Melbourne. *Maklum anak orang kaya, mainannya apartement, rumah. Kalau aku mah mainannya masih Play Station wakaka*
Lagian, ternyata pas dia di Melbourne, Johan ini pernah jadi anak buah suaminya si Meme, jadinya some kind of doing them a favour gitu.
Abis gitu, kita berpencar, karena si Meme mau pedicure dan manicure. Aku dianterin Johan keliling Melbourne, masuk State Library-nya, eh ketemu ama Rove McManus pembawa acara Rove Live, dianya lagi bawa QV Baton. Hmmm, mungkin dia abis estafet baton kali yah ? Pas aku liat-liat librarynya si Johan duduk di lobby sambil nelpon sana sini *Business jalan terus*
Malamnya diajakin dinner, tapi aku capek, jadi aku bilang aku mau istirahat aja deh. Aku balik hotel, tapi sekarang udah bayar tremnya, sekalian masuk ke Flinder St. Station, station paling gede di Melbourne, nyobain Belgian Waffle abis kelaparan sih. Enak lho, sampe nambah lagi *enak atau rakus nih ?*
Oh ya, belon cerita pas mandi di hotel, kamar mandinya super mini, shower areanya pas buat orang berdiri dan sekedar menggosok sabun aja. Seringkali kejeduk kiri dan kanan, jadi rindu unit di Sydney yang kumuh tapi agak gede itu. Enaknya kalo di hotel, tiap mandi ganti handuk baru. Kalo di rumah sendiri, sih seminggu sekali udah sukuran ganti handuk.
Day 5 : 11 March
Hari ini udah janjian ama si Johan, mau diajak keliling-keliling ke tempat yang agak jauh. Tapi paginya dia ada appointment ama Real Estate agentnya jadi aku kudu jalan sendiri. Pagi-pagi aku udah niatan mau ke St.Kilda Beach, satu-satunya beach di Melbourne (tahun 2000, aku udah pernah ke sini, tapi udah lupa gmn). Eh ternyata trem yang aku naiki itu lewat Luna Park juga, semacam entertainment centre deket beach. Kalo gak salah tahun 2000, ada permainan lempar bola, lempar koin etc. Nyoba ahh ke sana. Jadi aku mampir ke sana, ternyata udah dirombak, udah gak ada arena main gituan. Ya udah deh, cuman keliling-keliling aja. Lagi males mau naik-naik roller coaster etc.
Gak lama, si Johan udah kelar terus dia jemput aku. Dia sempet nawarin mau gak ke beach. Enggak deh, mendingan ke tempat lain aja. Lunch kita makan di Mekong, another Vietnamese restaurant (guest listnya dari Bill Clinton sampe Jacky Chan). Porsinya gede sampe melembung perutku.
Akhirnya kita ke “waduh apa yah namanya” shopping centre terbesar di Southern Hemisphere. Sialnya kodak aku tinggal di mobil, ngapain pikirku di shopping centre apa yang mau diphoto. Waks, salah dugaan, di sana bagus banget dekorasinya. Lagian ada pameran F1 *I’m start kicking myself*
Sore si Johan kudu balikin mobil ke temennya, jadi aku diturunin ke small station close by. Wah kebetulan, aku mau balik ke Flinder St. Station, mau ngemil waffel lagi. Sampe sana, ternyata kiosnya tutup. Yaaaahhh.
Malamnya kita makan bareng lagi di Ying Thai di Charlton. Ketemu beberapa temen lagi Victor (pacarnya Fenny), Vera (kembarannya Fenny) dan Agus suaminya. Tom Yum-nya uasem, aku makan satu sendok and that’s it. Herannya kata mereka cewek Indo doyan banget makan ini. Pad Thai-nya enak, tapi sayang porsinya kecil banget. Waiter yang ngeladenin kita orangnya sabar banget, padahal perasaan kita nyebelin banget, minta tambah nasi lah, piring kosong lah, sampe dia kudu turun naik. Tapi herannya orangnya masih gendut aja yah, padahal tiap hari exercise kayak gitu wakaka
Day 6 : 12 March
Meme’s Wedding at Kew. Malamnya aku balik ke Sydney naik pesawat *Untung aku naik pesawat, kalau kudu naik bus lagi bisa kecapekan neh*
Untuk Meme’s Wedding Event, rasanya mendingan aku bikin postingan baru aja. Udah kepanjangan neh. Gak kebayang sumpah serapah yang bakal aku dapatkan di komen kalian wakakaka
Hide
Oh ya, btw buat yang mau baca posting ini ...... ada peringatan sebelumnya nih wakaka
WARNING: Excessive posting alias PUANJAANGGG, jadi grab your snack and drink, find a comfy lounge or bed and enjoy. At the end of this posting, you’ll think that you’d been to Melbourne hehehe.
Bete, akhirnya aku putuskan untuk menyelesaiin my homework. Kapan hari kan aku ke Melbourne, holiday sambil dateng ke my niece’s wedding party. *Here it comes, Beve. I always keep my promise*
Tahun 2000 aku pernah ngunjungin Melbourne sih, tapi gak pake tour alias pergi sendiri. So, kemarin ini aku nyoba pake tour, apa bedanya sih.
Aku book the whole package 7-12 March. Tournya berangkat dari sebelah Sydney Entertainment Centre (itu loh depan Mc Donald Darling Harbour) jam 7 pagi. Pas nyampe sana, udah ada 3 bus berjejer. Dari gede, sedang sampe kecil. Aku dengan pedenya langsung nyamperin bus yang gede dan nyodorin tour voucher, eh ternyata salah jurusan, bus itu yang ke Gold Coast. Ooh berarti the next one dong. Lagi-lagi salah, yang kedua ini ke Port Stephen (1 Day Tour). Berarti bus gua yang tiny itu ? Ke Melbourne 12 jam lebih naik ‘lemper’ ini, walah.
Day 1 : 7 March
Ya udah lah, mau gimana lagi. Aboard the bus, aku liat ‘penghuni’nya semua Chinese, I meant bener-bener dari China, Taiwan dan Hongkong. Walhasil, aku curiga jangan-jangan nanti tour guidingnya dalam bahasa Mandarin bukan English. Jackpot ! Pas bus baru berjalan, Jack, the tour guide mulai bercuap-cuap dengan meriahnya dalam Mandarin sambil sesekali pake Kwantung.
Berisik, menyesal sekali aku gak bawa MP3 Player, Discman atau bahkan sumbat telinga, apalagi aku duduk persis di belakang sopir. Tapi ada untungnya sih, ruang kaki lebih lega, bahkan sering nantinya dalam perjalanan kaki aku selonjorin di sebelah supir (ada kursi kecil), selain melepas lelah, juga melepas bau dan sekalian keep the driver awake *bau kaki nih*
Jadi setiap kali kita break, aku sempetin nanya ke si Jack, eh kita abis gini mau ngapain, break berapa lama etc etc. Sablengnya si Jack ini kalo gak ditanyain, juga dengan senang hati gak ngasih tau gw. I wish Beve was going with me, pasti bisa jadi good translator wakaka
Aku sih tau Mandarin dikit banget *sek u fen cung = lima belas menit* *fan = nasi/makan* dan *i fu = baju*. Seharian kita naik bus, beberapa kali mampir di pom bensin atau McD, buat buang air dan beli snack. Asli buosannn *buat yang mau ke Melbourne naik bus, saran gw bawa raket nyamuk, jd kalo udah mulai bored, sentil aja wire-nya dan pastiin ‘on’, dijamin gak ngantuk lagi*. Sepanjang jalan terutama daerah Country area, ngeliatnya sapi berbagai warna, hitam legam, hitam belang-belang dan coklat *sayang gak ada yang pelangi warnanya*, domba dan kambing.
Untung aku sempet beli Daily Telegraph, entah berapa kali aku bolak balik dari depan sampai belakang. Bahkan artikel-artikel kecil yang biasanya gak aku baca aku embat juga, semacam iklan duka, birthday dan bahkan kontak jodoh. Oh yah, kontak jodoh di sini lucu deh, kalo di Indo kan cuma Men looking for Women, or vice versa. Kalau di sini bahkan ada Men looking for Men atau Women looking for Women *giggles, mengelus dada* amit-amit deh.
Aku udah gak harapin hotelnya bakal ‘bener’. Kita nyampe hotel jam 8 malam *finally*. EXPLORER INN di Spencer Street. Ternyata not bad juga, yang pasti deket ama City, jadi cari makannya gampang deket Chinatown, soalnya dari hotel cuman dapet free breakfast. Sayangnya karpetnya agak berdebu, tapi dasar udah capek peduli amat ?
Day 2 : 8 March
Abis makan pagi, kita ngumpul lagi di bus, trus travelling ke Botanical Garden, dimana kita ngeliat taman dengan berjuta bunga dan pepohonannya *gimana sih Wen, kalo taman yah banyak tanamannya lah, kalo banyak binatangnya kan Zoo wakaka*. Ada satu ruangan khusus yang mana full flower deh, ibu-ibu anggota tour-ku udah langsung saling bergaya bak foto model, dan biasa gw jadi tukang foto dadakan. Walau gak bisa English tapi dari bahasa Tarzan-nya mereka gw tau kalo minta difotoin *cukup sodorin kamera, tunjuk tombol yang dipencet dan abis difoto angguk-angguk ‘shie shie’*.
Selanjutnya kita jalan ke Yarra River, naik Cruise-nya. Aku baru sadar kalo jembatan di Melbourne ini dekat banget dengan permukaan air. Fortunately, pas kita cruising, airnya gak terlalu tinggi jadi kita bisa melewati jalur normal, went below the bridges. Di dalam ferrynya ada tour guide dlm English *akhirnya*. Terus nyoba keluar di decknya get some fresh air. Kalo di atas deck, tiap kali mau lewat bawah jembatan, kepala kudu ditundukkan *kalo gak, bisa benjol*
Abis gitu kita didrop di Chinatown, makan sendiri-sendiri. Aku mampir ke Food Court, tertarik ama Eel (itu loh belut). Yuks, maklum makanan Jepang setengah matang, pokoknya ganjal perut lah. Abis gitu, kita jalan lagi ke Rialto Tower, yang katanya bisa liat Melbourne dari atas gedung pencakar langit ini.
Sampe sana, kita ternyata ngeliat movie hasil shootingan dari atas helicopter capturing Melbourne. Lho ? Bayar $18 cuman buat liat film kayak gini ? Kan mendingan ke IMAX yah (btw IMAX ini film layar super lebar kayak di Keong Emas itu loh). *Aku udah mulai geram ‘grrrrrr’ dan siap menggonggong, lho ?* Ternyata abis liat film, kita naik sampe ke top of the building dan liat sendiri Melbourne 360 derajat. Keren juga lho, jadi merasa kecil. Coba kalo aku lompat dari sini, sampe bawah jadi apa yah ? Bubur ayam kali wakaka
Malamnya kita jalan ke Phillip Island (yupe, bener sekali tempatnya MotoGP), kita mau liat Penguin Parade. Sebelum nyampe, kita mampir ke Chinese restaurant, have a dinner. Berhubung ini voluntary alias not included in the package, jadi beberapa orang makan di tempat lain. Yang makan di tempatku itu aku, Jack dan dua pasang manula. Huehuehue, iya loh, aku yang paling muda, jangan-jangan aku salah book neh ikut Senior Melbourne Tour wakaka.
Biasa lah, saling sungkan dan saling mempersilahkan untuk makan duluan. Pas aku unjuk gigi, ambil duluan, aku sempat melirik ekspresi salah satu encim yang sedikit kaget. Eh, bodo amat, kelamaan basa-basi, udah sekali gua silahkan, gak mau inisiatif yah udah *Dasar*
Oh ya, cuaca di Melbourne ini aneh, panas tapi anginnya dingin, tapi aku cuek bebek, cuman pake T-Shirt dan Jeans, kebanyakan mereka udah pada pake jaket. Untuk ngeliat penguin ini, kita pada duduk-duduk di pinggiran pantai, sambil nunggu penguinnya pulang dari laut, balik ke kandang. Hebat banget Australia, atraksi gini aja bisa dibuat tourism object.
Duduk di pinggir pantai (ada tempat duduk kayak di stadion gitu), aku mulai merasa dingin, aginnya kencang gila-gilan. Mana semua orang yang ke situ pada pake jaket atau pakaian dobel. Ohhh pantas kemarin itu si Jack ada mention masalah ‘i fu’ atau baju, mungkin dia ingatin kita untuk pake baju dobel. Walhasil aku merasa naked di antara orang-orang yang berbusana ala orang Eskimo. Pas ditanyain ama orang tour lainnya aku cuman bilang ‘Oh, it’s ok’ Padahal, sambil menelan liur, aku berharap ada yang mau menyodorkan jaketnya wakaka
Lebih dari setengah jam-an menunggu, akhirnya sekitar 8.25 pm, penguin-penguin mini itu berdatangan, kita gak boleh ambil foto/dokumentasi dan gak boleh berisik, karena kalau mereka merasa terusik, mereka balik ke laut bebas lagi. Gila, kecil banget lho, malah kalah tinggi ama burung camar yang berkeliaran di pantai. Pas jalan lucu banget, cute *aku bayangin Beve kalo jalan kayak gini juga kali wakakaka, eh enggak ding inget cute-nya jadi inget Beve ‘Beve emang cute gak sih ?’ *
Udah puas liat penguin, semua langsung ke bus, aku bergegas ke cafe beli Hot Chocolate. Mungkin bibirku udah biru dan mukaku udah putih semua, kata orang cafenya lain kali kalo ke sini bawa baju dobel. *Malu*
Balik ke hotel entah jam berapa udah capek banget. Si Jack kalo nyetir waduh pelan banget *jadi pengen ngambil cemeti dan nyambukin dia biar ngebut dikit wakakaka*. Kata Jack besok pagi breakfastnya jam 7.
Day 3 : 9 March
Jam 7.30 am, abis breakfast, kita jalan ke Souvereign Hill, Balarat, tempat orang dulu menambang emas. Salah satu tempat ‘Gold Rush’ di Australia. Liat-liat Gold Museum, sayangnya emas-nya gak boleh dibawa pulang wakaka. Eh, kebetulan di luar ada Queen Victoria Baton itu loh obornya Commonwealth Games lagi di-estafet-in. Dasar tourist, orang tourku lainnya pada gak mau liat. Padahal local people nya bener-bener menyambut dan memeriahkan, dari eldery people udah queueing di luar nursing home, anak-anak sekolah udah berbaris di pinggir jalan. Memang oang Australia ini nasionalitynya gede banget. Jadinya gak ada yg bisa motoin aku, kan gak enak minta tolong mereka yang lagi mau liat acara estafet baton ini.
Abis lunch di Souvereign Hill ini *biasa di Chinese Restaurant lagiii*, kita jalan ke Twelve Apostles yang ya ampunnn juaauuhhh sekaleee. Twelve Apostles dinamain begini karena bagai keajaiban ombak membentuk sekitar 12-an karang di pinggir laut. Bagus sekali. Tapi sayang karena kita sampai sana jam 2 sore, jadi agak susah kalau mau ambil background karang-karang yang gede karena silau melawan matahari. Jadinya backgroundnya ngambil karang yang kecil-kecil.
Beberapa kali liat helikopter berkeliaran, jadi pengen nyoba, apalagi ada waktu luang cukup lama. Nyampe di depan tempat Sky Sight Seeing, tempat naik helikopter, wah antrinya itu loh, panjang. Iseng aku cek harganya waksss $120 pp (per person, bukan pulang pergi) for around 5 minutes. Gak jadi dehhh
Sore itu pulang agak early, sampe di hotel sekitar jam 7 an. Soalnya mereka sekarang kudu istirahat karena besok perjalanan balik ke Sydney naik bus lagi. Not for me, karena aku mau attend Meme’s wedding *liat postingku : Married ama Bule*, jadi aku udah book hotelnya sampe Minggu pagi.
Oh ya, dasar Jack, dia ngingetin aku besok breakfastnya jam 7 karena jam 7.30 langsung berangkat ke Sydney. Lho ? Aku jelasin, kalo aku stay longer than the rest, eh dia baru ngeh kalo aku gak pulang bareng dia. Malamnya, aku keliling sendiri ke City naik turun trem. Gratis kok kalo di City Circle itu kata Meme. *Ternyata salah info alias enggak gratis* Yang gratis itu cuman trem merah dimodel kuno dengan tulisan “City Circle” wakaka, pas aku cerita ke Meme dan temen-temen di Melbourne, mereka pada nimpalin “Wah hoki, gak ada ticket inspector, kalo gak kena fine sampe $150” Waakks
Day 4 : 10 March
Sudah gak ada tour, jadinya jalan sendiri. Target pertama adalah Queen Victoria Market, tempat beli souvenir such as T-Shirt. Buset, pasarnya jelek amat, udah kayak pasar di Indo gitu, cuman gak becek *bayangin ikut Mommy berbecek-becek ria di pasar Kapas Krampung-Surabaya*. Sayangnya souvenirnya kebanyakan sama aja ama di Sydney, tulisannya AUS, Australia. Susah nyari yang khas Melbourne. Bahkan takjubnya, landmark Sydney such as Opera House, Harbour Bridge souvenir juga dijual di sini. Waduh oleh-oleh buat anak Sydney apa yah ?
Akhirnya setelah explore QV Market, akhirnya ada buah tangan lumayan dua tas. Balik hotel dulu, terus janjian makan ama si Meme, dianya udah cuti sejak hari Senin. Diajak makan di resto Vietnam, Pho kalo gak salah. Terus dikenalin temennya si Fenny (pas ngambil lunch break). Sekalian ketemu Johan, kokonya Meme, yang baru dateng dari Indo paginya.
Aku sempet nanya ke Johan, kok bisa escape dari papanya yang strict itu, dia bilang dia udah beli ticket jauh-jauh hari, lagian dia mau ngurus asset real estate-nya di Melbourne. *Maklum anak orang kaya, mainannya apartement, rumah. Kalau aku mah mainannya masih Play Station wakaka*
Lagian, ternyata pas dia di Melbourne, Johan ini pernah jadi anak buah suaminya si Meme, jadinya some kind of doing them a favour gitu.
Abis gitu, kita berpencar, karena si Meme mau pedicure dan manicure. Aku dianterin Johan keliling Melbourne, masuk State Library-nya, eh ketemu ama Rove McManus pembawa acara Rove Live, dianya lagi bawa QV Baton. Hmmm, mungkin dia abis estafet baton kali yah ? Pas aku liat-liat librarynya si Johan duduk di lobby sambil nelpon sana sini *Business jalan terus*
Malamnya diajakin dinner, tapi aku capek, jadi aku bilang aku mau istirahat aja deh. Aku balik hotel, tapi sekarang udah bayar tremnya, sekalian masuk ke Flinder St. Station, station paling gede di Melbourne, nyobain Belgian Waffle abis kelaparan sih. Enak lho, sampe nambah lagi *enak atau rakus nih ?*
Oh ya, belon cerita pas mandi di hotel, kamar mandinya super mini, shower areanya pas buat orang berdiri dan sekedar menggosok sabun aja. Seringkali kejeduk kiri dan kanan, jadi rindu unit di Sydney yang kumuh tapi agak gede itu. Enaknya kalo di hotel, tiap mandi ganti handuk baru. Kalo di rumah sendiri, sih seminggu sekali udah sukuran ganti handuk.
Day 5 : 11 March
Hari ini udah janjian ama si Johan, mau diajak keliling-keliling ke tempat yang agak jauh. Tapi paginya dia ada appointment ama Real Estate agentnya jadi aku kudu jalan sendiri. Pagi-pagi aku udah niatan mau ke St.Kilda Beach, satu-satunya beach di Melbourne (tahun 2000, aku udah pernah ke sini, tapi udah lupa gmn). Eh ternyata trem yang aku naiki itu lewat Luna Park juga, semacam entertainment centre deket beach. Kalo gak salah tahun 2000, ada permainan lempar bola, lempar koin etc. Nyoba ahh ke sana. Jadi aku mampir ke sana, ternyata udah dirombak, udah gak ada arena main gituan. Ya udah deh, cuman keliling-keliling aja. Lagi males mau naik-naik roller coaster etc.
Gak lama, si Johan udah kelar terus dia jemput aku. Dia sempet nawarin mau gak ke beach. Enggak deh, mendingan ke tempat lain aja. Lunch kita makan di Mekong, another Vietnamese restaurant (guest listnya dari Bill Clinton sampe Jacky Chan). Porsinya gede sampe melembung perutku.
Akhirnya kita ke “waduh apa yah namanya” shopping centre terbesar di Southern Hemisphere. Sialnya kodak aku tinggal di mobil, ngapain pikirku di shopping centre apa yang mau diphoto. Waks, salah dugaan, di sana bagus banget dekorasinya. Lagian ada pameran F1 *I’m start kicking myself*
Sore si Johan kudu balikin mobil ke temennya, jadi aku diturunin ke small station close by. Wah kebetulan, aku mau balik ke Flinder St. Station, mau ngemil waffel lagi. Sampe sana, ternyata kiosnya tutup. Yaaaahhh.
Malamnya kita makan bareng lagi di Ying Thai di Charlton. Ketemu beberapa temen lagi Victor (pacarnya Fenny), Vera (kembarannya Fenny) dan Agus suaminya. Tom Yum-nya uasem, aku makan satu sendok and that’s it. Herannya kata mereka cewek Indo doyan banget makan ini. Pad Thai-nya enak, tapi sayang porsinya kecil banget. Waiter yang ngeladenin kita orangnya sabar banget, padahal perasaan kita nyebelin banget, minta tambah nasi lah, piring kosong lah, sampe dia kudu turun naik. Tapi herannya orangnya masih gendut aja yah, padahal tiap hari exercise kayak gitu wakaka
Day 6 : 12 March
Meme’s Wedding at Kew. Malamnya aku balik ke Sydney naik pesawat *Untung aku naik pesawat, kalau kudu naik bus lagi bisa kecapekan neh*
Untuk Meme’s Wedding Event, rasanya mendingan aku bikin postingan baru aja. Udah kepanjangan neh. Gak kebayang sumpah serapah yang bakal aku dapatkan di komen kalian wakakaka
Hide
Thursday, March 16, 2006
B U K U
Sekarang udah jam setengah satu pagi. Tapi aku kudu buat posting ini dedicated for Yohan. Sohibku yang satu ini maha baik dan setia kawan. Ceritanya pas aku di Melbourne minggu lalu, terbesit niat untuk research tentang Ramalan Jayabaya. Langsung aja aku sms Yohan. Oh ya, dianya ini di Surabaya. Aku minta tolong dicariin apa ada buku tentang itu.
Gak nyangka, setelah sms2an dengan gencar, kemarin datang satu paket berisi buku yang aku maksud. Bukunya sih murah cuman Rp.25500 tapi ongkos kirimnya itu loh yang ridiculous, karena cuman 0.5 kg, tapi tetap dicharge 2 kg alias Rp.150000.
Btw, aku puas sekali karena the delivery man sampe repot2 nelpon HPku karena gak ada orang di rumah. Ya maklum lah, semua pada kerja. Jadi aku kasih alamat pabrik tempat aku dulu kerja. Singkat kata paketnya udah aku terima. Thank you yah Han, walaupun kamu mungkin gak bakal baca posting ini, karena kamu gak pernah internetan. Wakakaka
Sekilas tentang Yohan, dia juga mantan as-dos di Petra. Kebetulan rumah kita dekat banget sekitar 5 menit jalan kaki. Sedikit nostalgia, karena kita merasa kita sedikit endut, jadi kita coba paksain untuk jalan keliling kampung jam 5-6 pagi, supaya loss weight and look better (he-he). Ternyata, percaya atau tidak, setelah 2 minggu kita coba secara rutin tiap hari jalan pagi, berat badan kita pada naik 2-3 kiloan.
Lho kok bisa ? Itu mah gara-gara sepanjang perjalanan jalan pagi, kita lirik kanan dan kiri. Wah ada warung Pecel baru buka, eh kok di sini ada warung Nasi gak pernah keliatan. Jadinya kita jalan sambil nyobain makanan baru hehehe. Apalagi pas balik ke rumah, Mommy udah kelar masak dan pasti nawarin kita makan. Jadinya sepagian bisa makan 3 kali. Wakaka
Omong-omong masalah makan. Pas aku nginep di kampus untuk research Tugas Akhir, siang-siang disamperin ama Yohan, diajak keluar minum Es Tebu di pinggir jalan (kalo di tengah jalan, bikin macet hehehe). Dianya lagi bokek, jadi langsung nanya ke aku apa aku ada duit. No worries, kataku, emang aku pas banyak duit. Tapi dasar, setelah kita asik minum 2 gelas es tebu dan makan tahu dan ote ote, aku baru sadar kalo dompetku itu aku taruh di depan komputer di dalam laboratorium. Walhasil dengan manyunnya, si Yohan terpaksa ninggalin KTP di penjual es tebu.
Satu lagi my achievement with Yohan. Dengan bangga, aku umumkan bahwa aku lah yang merubah si Yohan. Maksudnya ? Dulunya si Yohan ini kalo dideketin cewek atau bicara ama cewek itu langsung keringatan dan gugup gak karuan. Bahkan aku sampe ngasih les privat gimana cara chat ama cewek (di kampus ada internal internet gitu) plus kopi daratnya. Akhirnya gak lama, dia jadian ama anak Manajemen kalo gak salah. Abis gitu, dia udah pede gak grogi lagi ama cewek. Bahkan rumornya, abis putus ama anak Manajemen itu, si Yohan jalan ama tetangganya mantan pacarnya itu bukan cuman 1 bahkan 2. Jadi dalam satu gang, udah 3 nonik di-pedekate ama si Yohan. Buset dah.
Oh ya, back to masalah buku itu. Aku nanya account numbernya di Indo biar aku bisa transfer or aku suruh Mommy ku transfer ke dia. Dianya gak mau, jawabnya singkat, nanti kalo aku balik ke Surabaya, dia minta aku traktir makan.
Beve> Besok kalo aku sempet, aku buat Posting tentang liburanku di Melbourne dan bakalan puanjang.
Hide (Oaahhmmm)
Gak nyangka, setelah sms2an dengan gencar, kemarin datang satu paket berisi buku yang aku maksud. Bukunya sih murah cuman Rp.25500 tapi ongkos kirimnya itu loh yang ridiculous, karena cuman 0.5 kg, tapi tetap dicharge 2 kg alias Rp.150000.
Btw, aku puas sekali karena the delivery man sampe repot2 nelpon HPku karena gak ada orang di rumah. Ya maklum lah, semua pada kerja. Jadi aku kasih alamat pabrik tempat aku dulu kerja. Singkat kata paketnya udah aku terima. Thank you yah Han, walaupun kamu mungkin gak bakal baca posting ini, karena kamu gak pernah internetan. Wakakaka
Sekilas tentang Yohan, dia juga mantan as-dos di Petra. Kebetulan rumah kita dekat banget sekitar 5 menit jalan kaki. Sedikit nostalgia, karena kita merasa kita sedikit endut, jadi kita coba paksain untuk jalan keliling kampung jam 5-6 pagi, supaya loss weight and look better (he-he). Ternyata, percaya atau tidak, setelah 2 minggu kita coba secara rutin tiap hari jalan pagi, berat badan kita pada naik 2-3 kiloan.
Lho kok bisa ? Itu mah gara-gara sepanjang perjalanan jalan pagi, kita lirik kanan dan kiri. Wah ada warung Pecel baru buka, eh kok di sini ada warung Nasi gak pernah keliatan. Jadinya kita jalan sambil nyobain makanan baru hehehe. Apalagi pas balik ke rumah, Mommy udah kelar masak dan pasti nawarin kita makan. Jadinya sepagian bisa makan 3 kali. Wakaka
Omong-omong masalah makan. Pas aku nginep di kampus untuk research Tugas Akhir, siang-siang disamperin ama Yohan, diajak keluar minum Es Tebu di pinggir jalan (kalo di tengah jalan, bikin macet hehehe). Dianya lagi bokek, jadi langsung nanya ke aku apa aku ada duit. No worries, kataku, emang aku pas banyak duit. Tapi dasar, setelah kita asik minum 2 gelas es tebu dan makan tahu dan ote ote, aku baru sadar kalo dompetku itu aku taruh di depan komputer di dalam laboratorium. Walhasil dengan manyunnya, si Yohan terpaksa ninggalin KTP di penjual es tebu.
Satu lagi my achievement with Yohan. Dengan bangga, aku umumkan bahwa aku lah yang merubah si Yohan. Maksudnya ? Dulunya si Yohan ini kalo dideketin cewek atau bicara ama cewek itu langsung keringatan dan gugup gak karuan. Bahkan aku sampe ngasih les privat gimana cara chat ama cewek (di kampus ada internal internet gitu) plus kopi daratnya. Akhirnya gak lama, dia jadian ama anak Manajemen kalo gak salah. Abis gitu, dia udah pede gak grogi lagi ama cewek. Bahkan rumornya, abis putus ama anak Manajemen itu, si Yohan jalan ama tetangganya mantan pacarnya itu bukan cuman 1 bahkan 2. Jadi dalam satu gang, udah 3 nonik di-pedekate ama si Yohan. Buset dah.
Oh ya, back to masalah buku itu. Aku nanya account numbernya di Indo biar aku bisa transfer or aku suruh Mommy ku transfer ke dia. Dianya gak mau, jawabnya singkat, nanti kalo aku balik ke Surabaya, dia minta aku traktir makan.
Beve> Besok kalo aku sempet, aku buat Posting tentang liburanku di Melbourne dan bakalan puanjang.
Hide (Oaahhmmm)
Sunday, March 12, 2006
First Love
Abis masuk blognya Beve, baru nyadarin kalo lagu yang muter-muter itu ternyata dari blog Beve, "First Love" by Utada Hikaru. Jadi ngingetin aku balik ke tahun 1993-an. My first love .....
Sejak kelas 1 SMA aku udah sekelas ama dia, "Yho" (ini nama samaran yang hanya aku dan dia yang tau). Tapi aku gak pede untuk come forward and show my feelings for her. I just looked at her and admired her day by day. Gak berasa udah 1 tahun SMA, udah saatnya masuk kelas 2. I promised to myself, God give me a sign, if she is there for me, please put her in the same class with me. Kita sama sama ngambil jurusan IPA. Eh beneran aja Yho satu kelas lho ama aku di 2A15.
Setiap kali aku berusaha untuk melihat reaksinya, tidak bisa ditebak. Kadang dia bisa begitu dingin padaku, kadang dia begitu care. Aku emang ngetop sebagai class clown, selalu ada aja joke joke yang bisa bikin orang tersenyum, but sometimes it didn't work for her. Hampir tiap dua hari sekali aku nelpon dia. Di telepon, dia begitu responsif terhadap telponku. Entah dia cuman gak mau mengecewakan fansnya atau emang dia orangnya ramah. Kita bahas segala macam hal, tapi aku membatasi diri supaya gak menyinggung tentang papanya yang udah almarhum dari sejak dia kecil.
Akhirnya aku beranikan diriku untuk menembak dia, alias say I love you. To be or not to be. Sayangnya aku gak bisa menahan diri untuk cerita ama temen-temen sekelas, jadi hampir seluruh kelas tau kalo sore itu sepulang sekolah, aku bakal nembak dia.
Pas bel berbunyi pertanda akhir sekolah, temen-temen sekelas udah sepakat buru-buru keluar, sehingga tinggal kita berdua di dalam kelas. Aku beranikan diri maju ke depan dia (mungkin gemetaran saat itu), aku katakan "Aku suka kamu. Kamu mau gak jadi pacarku ?". Mungkin aku yang terlalu ge er. Dia diam sesaat terus berkata dengan kata kata pelan tapi buat aku seakan ada ribuan loudspeaker di sana. "Aku anggap kamu gak lebih dari teman. Aku gak siap untuk pacaran dulu, aku masih mau sekolah".
Abis gitu kelas terasa gelap, atap sekolah terasa runtuh di kepalaku. Aku bahkan udah lupa apa yang aku katakan pas dia bilang "Sorry, sekarang aku pulang dulu, kalau gak ketinggalan Antar Jemput".
Terngiang-ngiang kata mamiku, bahwa cewek itu melihat cowok cuman dari 3 segi: 1. Kekayaan. 2. Ketampanan dan 3. Kepintaran. Yang mana aku merasa aku gak punya tiga-tiganya. Finally, mamiku tau semua dan dia berusaha mengarahkan aura negatifku ke pelajaran. Kalau kekayaan dan ketampanan gak bisa dibentuk udah dari sananya, tapi aku masih bisa buktiin kalau aku punya otak, that's what my mummy said. Jadi aku giat belajar, bahkan begadang (aslinya setengahnya memikirkan Yho). Lumayan, hasilnya aku yang biasanya ranking 20-an bisa menembus 10 besar dan leap-frogging Yho in class-rank. Ada juga efek negatifnya, since then I'm becomes cigarette-addict alias perokok berat.
Mamiku cuman bisa menyarankan kalau orang belum bisa mencari uang sendiri jangan merokok, karena merokok kan membakar uang. Tapi gak bisa, rasanya cuma rokok yang bisa jadi tempat pelarianku. (Toh, akhirnya aku berhenti sendiri pas kuliah karena dadaku sesak dan sakit pas menarik nafas).
Aku membenamkan diriku, aku menyalahkan diriku, kenapa gak bisa ngeliat tanda-tanda dari Yho, her body language everytime I approached her between breaks. Aku semakin down begitu ada gosip temanku yang super kaya mulai pendekatan ama Yho. Hmm, apakah Yho type cewek yang ngeliat no1 aja (Kekayaan).
May 1993, in couple days time Yho will be celebrating her 17 th birthday party. I'm surprised that I am still invited, karena sejak penolakannya aku gak pernah kontak dia sama sekali. Aku sempatkan beli cincin emas (kalau gak salah 5 gram deh) sebagai kado ultahnya. Pas hari H, Yho begitu manis. Pas acara foto bersama, aku datang menghampirinya, aku sodorkan kadoku itu, mungkin dia bisa mengira dari bentuknya kalo itu adalah kotak perhiasan/cincin. Dia menolak halus, "Jangan" katanya "Aku gak bisa menerima ini darimu". Aku sempat bengong, lho aku gak expect anything dari Yho. Aku cuman mau memberikan kado terakhirku buatnya. Tulus, tanpa ada harapan/imbalan apa-apa.
Finally, I grabbed her arm and handed my gift in her hand, and walk away. I never turn my head on her and go straight to the exit. (Karena acara foto foto memang udah penghabisan). Sampai rumah, aku menangis (entah yang keberapapuluh kali, terserah kalo ada yang ngatain aku cengeng).
Ini toh yang dikatakan orang "Cinta bukan berarti memiliki". Aku bahkan rela kalo Yho menerima tembakan temenku yang super kaya itu dan jadi pacarnya. At least she is better with him than with me I supposed. I heard the following months, that he pop the question and got the same walls. She is not available yet.
Yho, my Yho ..... I don't know where you are now. Last news I heard was that you graduated from university and that's it. Sometime, I just wondering did you ever had memories of me or even treat me a little bit special. I am wondering too, do you still keep my "first love" ring or you just throw it in rubbish bin.
I never heard any relationship rumours you had, makes me wonder if I tried to contact you again, is it going to be the same. Are you going to be the same, my Yho ? Or how I will lived my live with you ? The question that I won't be able to answered. Not now.
Cuman dua tetes air mata jatuh di ujung mataku, entah ini nostalgia, sedih atau cuman pedih karena melototin laptop berjam-jam, I just want to say "Yho, you'll always gonna be my first love"
Special request for my Beve ...... your "First Love" post please
Hide (ndengerin "First Love" di blognya Beve lagi)
Sejak kelas 1 SMA aku udah sekelas ama dia, "Yho" (ini nama samaran yang hanya aku dan dia yang tau). Tapi aku gak pede untuk come forward and show my feelings for her. I just looked at her and admired her day by day. Gak berasa udah 1 tahun SMA, udah saatnya masuk kelas 2. I promised to myself, God give me a sign, if she is there for me, please put her in the same class with me. Kita sama sama ngambil jurusan IPA. Eh beneran aja Yho satu kelas lho ama aku di 2A15.
Setiap kali aku berusaha untuk melihat reaksinya, tidak bisa ditebak. Kadang dia bisa begitu dingin padaku, kadang dia begitu care. Aku emang ngetop sebagai class clown, selalu ada aja joke joke yang bisa bikin orang tersenyum, but sometimes it didn't work for her. Hampir tiap dua hari sekali aku nelpon dia. Di telepon, dia begitu responsif terhadap telponku. Entah dia cuman gak mau mengecewakan fansnya atau emang dia orangnya ramah. Kita bahas segala macam hal, tapi aku membatasi diri supaya gak menyinggung tentang papanya yang udah almarhum dari sejak dia kecil.
Akhirnya aku beranikan diriku untuk menembak dia, alias say I love you. To be or not to be. Sayangnya aku gak bisa menahan diri untuk cerita ama temen-temen sekelas, jadi hampir seluruh kelas tau kalo sore itu sepulang sekolah, aku bakal nembak dia.
Pas bel berbunyi pertanda akhir sekolah, temen-temen sekelas udah sepakat buru-buru keluar, sehingga tinggal kita berdua di dalam kelas. Aku beranikan diri maju ke depan dia (mungkin gemetaran saat itu), aku katakan "Aku suka kamu. Kamu mau gak jadi pacarku ?". Mungkin aku yang terlalu ge er. Dia diam sesaat terus berkata dengan kata kata pelan tapi buat aku seakan ada ribuan loudspeaker di sana. "Aku anggap kamu gak lebih dari teman. Aku gak siap untuk pacaran dulu, aku masih mau sekolah".
Abis gitu kelas terasa gelap, atap sekolah terasa runtuh di kepalaku. Aku bahkan udah lupa apa yang aku katakan pas dia bilang "Sorry, sekarang aku pulang dulu, kalau gak ketinggalan Antar Jemput".
Terngiang-ngiang kata mamiku, bahwa cewek itu melihat cowok cuman dari 3 segi: 1. Kekayaan. 2. Ketampanan dan 3. Kepintaran. Yang mana aku merasa aku gak punya tiga-tiganya. Finally, mamiku tau semua dan dia berusaha mengarahkan aura negatifku ke pelajaran. Kalau kekayaan dan ketampanan gak bisa dibentuk udah dari sananya, tapi aku masih bisa buktiin kalau aku punya otak, that's what my mummy said. Jadi aku giat belajar, bahkan begadang (aslinya setengahnya memikirkan Yho). Lumayan, hasilnya aku yang biasanya ranking 20-an bisa menembus 10 besar dan leap-frogging Yho in class-rank. Ada juga efek negatifnya, since then I'm becomes cigarette-addict alias perokok berat.
Mamiku cuman bisa menyarankan kalau orang belum bisa mencari uang sendiri jangan merokok, karena merokok kan membakar uang. Tapi gak bisa, rasanya cuma rokok yang bisa jadi tempat pelarianku. (Toh, akhirnya aku berhenti sendiri pas kuliah karena dadaku sesak dan sakit pas menarik nafas).
Aku membenamkan diriku, aku menyalahkan diriku, kenapa gak bisa ngeliat tanda-tanda dari Yho, her body language everytime I approached her between breaks. Aku semakin down begitu ada gosip temanku yang super kaya mulai pendekatan ama Yho. Hmm, apakah Yho type cewek yang ngeliat no1 aja (Kekayaan).
May 1993, in couple days time Yho will be celebrating her 17 th birthday party. I'm surprised that I am still invited, karena sejak penolakannya aku gak pernah kontak dia sama sekali. Aku sempatkan beli cincin emas (kalau gak salah 5 gram deh) sebagai kado ultahnya. Pas hari H, Yho begitu manis. Pas acara foto bersama, aku datang menghampirinya, aku sodorkan kadoku itu, mungkin dia bisa mengira dari bentuknya kalo itu adalah kotak perhiasan/cincin. Dia menolak halus, "Jangan" katanya "Aku gak bisa menerima ini darimu". Aku sempat bengong, lho aku gak expect anything dari Yho. Aku cuman mau memberikan kado terakhirku buatnya. Tulus, tanpa ada harapan/imbalan apa-apa.
Finally, I grabbed her arm and handed my gift in her hand, and walk away. I never turn my head on her and go straight to the exit. (Karena acara foto foto memang udah penghabisan). Sampai rumah, aku menangis (entah yang keberapapuluh kali, terserah kalo ada yang ngatain aku cengeng).
Ini toh yang dikatakan orang "Cinta bukan berarti memiliki". Aku bahkan rela kalo Yho menerima tembakan temenku yang super kaya itu dan jadi pacarnya. At least she is better with him than with me I supposed. I heard the following months, that he pop the question and got the same walls. She is not available yet.
Yho, my Yho ..... I don't know where you are now. Last news I heard was that you graduated from university and that's it. Sometime, I just wondering did you ever had memories of me or even treat me a little bit special. I am wondering too, do you still keep my "first love" ring or you just throw it in rubbish bin.
I never heard any relationship rumours you had, makes me wonder if I tried to contact you again, is it going to be the same. Are you going to be the same, my Yho ? Or how I will lived my live with you ? The question that I won't be able to answered. Not now.
Cuman dua tetes air mata jatuh di ujung mataku, entah ini nostalgia, sedih atau cuman pedih karena melototin laptop berjam-jam, I just want to say "Yho, you'll always gonna be my first love"
Special request for my Beve ...... your "First Love" post please
Hide (ndengerin "First Love" di blognya Beve lagi)
Lima Sekawan eh Impian
Balik dari Melbourne kemarin malam, baru online langsung dikasih paket ama Beve. Lima impian hidupku, mana pake time limit 15 menit. Setelah tawar menawar ala pedagang di pasar, akhirnya disetujui 30 minutes.
Lima impian hidupku ?
1. Menjadi Orang yang "berkecukupan"
Lho kok cuman jadi orang yang berkecukupan aja, gak mau jadi orang kaya raya. Hmm, berkecukupan dalam artian begini, pas pengen beli Ferrari yah uangnya cukup, pas mau beli mansion yah uangnya cukup hehehehe. Sebelum terlanjur, diralat ahh impian no1, "menjadi orang yang bahagia" aja deh. Karena many times, kebahagiaan gak bisa dibeli dengan materi.
2. have my own library
Selama ini kalau senggang, aku sukanya ke public Library, ada 2 di dekat rumahku, di Eastgardens Shopping Centre & Mascot (George Hannah Museum) dan John Bowen (Maroubra) & Royal Randwick Shopping Centre. Pengennya sih punya my own library, jadi kalau mau baca baca apa gak usah sebel nunggu antrian pinjeman, atau kudu melototin buku buku R Rated alias Reference Only gak boleh dibawa pulang.
3. mau jadi penulis
Udah lama punya pikiran mau jadi penulis, entah itu cerpen, cerber dan/atau cergam (siapa yg mau gambarin yah). Buat yang gak tau (daripada dikritik Beve lagi), cerpen=cerita pendek, cerber=cerita bersambung, cergam=cerita bergambar alias komik, Seringkali banyak ide di kepalaku, tapi untuk mulai susah banget, kapan hari berkutat beberapa hari cuman dapat 2 halaman.
4. mau nolongin Non-Native Skill Workers
Berdasarkan pengalaman sendiri, ternyata buanyak banget tenaga kerja yang over-qualified yang malah kerjanya di supermarket (hayooo siapa yah) dan bahkan di lapangan pekerjaan yang gak butuh otak sama sekali such as cleaner, waiter etc. Yah dari segi materi sih uang adalah uang, tetep mencukupi bahkan kadang setara dengan yang kerja professional di bidangnya tapi gak ada kepuasan bathin. Coba kalau aku bisa nolongin mereka (saat ini sih aku masih butuh pertolongan juga hahaha)
5. mau memperbaiki Indonesia
Kalau bisa merombak Indonesia kayak mainan Leggo, alangkah baiknya. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dibumihanguskan. Rasisme terutama terhadap kaum Chinese ditiadakan. Kalau bisa begini, aku yang pulang duluan balik Indonesia. Aku mau buat tourism plan. Abis sayang sekali Indo yg begitu indah gak terawat dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Aku abis pulang dari Melbourne, liat Twelve Apostles yang memang indah tapi coba kalau di Indonesia pasti udah gak ada turis yang ke sana, karena ya ampun jauhnya itu loh 2-3 jaman naik bus.
Keliatannya masih under 30 minutes hehehe
Lima impian hidupku ?
1. Menjadi Orang yang "berkecukupan"
Lho kok cuman jadi orang yang berkecukupan aja, gak mau jadi orang kaya raya. Hmm, berkecukupan dalam artian begini, pas pengen beli Ferrari yah uangnya cukup, pas mau beli mansion yah uangnya cukup hehehehe. Sebelum terlanjur, diralat ahh impian no1, "menjadi orang yang bahagia" aja deh. Karena many times, kebahagiaan gak bisa dibeli dengan materi.
2. have my own library
Selama ini kalau senggang, aku sukanya ke public Library, ada 2 di dekat rumahku, di Eastgardens Shopping Centre & Mascot (George Hannah Museum) dan John Bowen (Maroubra) & Royal Randwick Shopping Centre. Pengennya sih punya my own library, jadi kalau mau baca baca apa gak usah sebel nunggu antrian pinjeman, atau kudu melototin buku buku R Rated alias Reference Only gak boleh dibawa pulang.
3. mau jadi penulis
Udah lama punya pikiran mau jadi penulis, entah itu cerpen, cerber dan/atau cergam (siapa yg mau gambarin yah). Buat yang gak tau (daripada dikritik Beve lagi), cerpen=cerita pendek, cerber=cerita bersambung, cergam=cerita bergambar alias komik, Seringkali banyak ide di kepalaku, tapi untuk mulai susah banget, kapan hari berkutat beberapa hari cuman dapat 2 halaman.
4. mau nolongin Non-Native Skill Workers
Berdasarkan pengalaman sendiri, ternyata buanyak banget tenaga kerja yang over-qualified yang malah kerjanya di supermarket (hayooo siapa yah) dan bahkan di lapangan pekerjaan yang gak butuh otak sama sekali such as cleaner, waiter etc. Yah dari segi materi sih uang adalah uang, tetep mencukupi bahkan kadang setara dengan yang kerja professional di bidangnya tapi gak ada kepuasan bathin. Coba kalau aku bisa nolongin mereka (saat ini sih aku masih butuh pertolongan juga hahaha)
5. mau memperbaiki Indonesia
Kalau bisa merombak Indonesia kayak mainan Leggo, alangkah baiknya. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dibumihanguskan. Rasisme terutama terhadap kaum Chinese ditiadakan. Kalau bisa begini, aku yang pulang duluan balik Indonesia. Aku mau buat tourism plan. Abis sayang sekali Indo yg begitu indah gak terawat dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Aku abis pulang dari Melbourne, liat Twelve Apostles yang memang indah tapi coba kalau di Indonesia pasti udah gak ada turis yang ke sana, karena ya ampun jauhnya itu loh 2-3 jaman naik bus.
Keliatannya masih under 30 minutes hehehe
Sunday, March 05, 2006
Blogku yang terlalu panjang
Aku baru sadar begitu blogwalking, ngeliat blog orang lain. Ternyata postingku itu puanjang puanjang yah hehehe
Aku baru aja beli HP Nokia 1600, aslinya gak tertarik ama HPnya tapi tertarik ama bonus topi Ferrari-Vodafone yang RRP-nya $50.
Tapi kata Beve udah out of date. Kyaa
Oh ya, besok aku berangkat ke Melbourne, attending Meme's wedding party.
Masih inget kan ceritaku tentang Meme ?
Eh, mamanya Meme nelpon nawarin mau bayarin cece-cecangku tiket pesawat ke Melbourne supaya mereka bisa datang ke pestanya Meme. Cece-cecangku dengan enggan menolak, soalnya mereka kan baru dapat kerjaan kan, gak enak ama bossnya kalo kudu cuti, lagian posisinya masih belum permanent. Jadi duit bukan masalah utama kenapa mereka gak datang ke Melbourne.
Perkembangan lain, aku nelpon mamiku, eh kata mamiku, papanya Meme nanya ke dia, eh kenapa si Hide kok bela-belain datang ke pestanya Meme ? Meme itu kan anak durhaka etc etc
Ya ampun, aku langsung komen, lah yang undang aku si Meme kok bukan atas nama papanya, jadi kalo aku mau datang atau gak itu mah terserah aku dong, gak perlu nanya izin papanya ?
Parahnya, aku baru tau kalau papanya Meme itu ngelarang relativenya untuk attend ke pestanya Meme. Gawat kan ???
Udah dulu deh, nanti kalo gak blognya jadi panjang lagi.
Hide (sambil ngepak koper)
Aku baru aja beli HP Nokia 1600, aslinya gak tertarik ama HPnya tapi tertarik ama bonus topi Ferrari-Vodafone yang RRP-nya $50.
Tapi kata Beve udah out of date. Kyaa
Oh ya, besok aku berangkat ke Melbourne, attending Meme's wedding party.
Masih inget kan ceritaku tentang Meme ?
Eh, mamanya Meme nelpon nawarin mau bayarin cece-cecangku tiket pesawat ke Melbourne supaya mereka bisa datang ke pestanya Meme. Cece-cecangku dengan enggan menolak, soalnya mereka kan baru dapat kerjaan kan, gak enak ama bossnya kalo kudu cuti, lagian posisinya masih belum permanent. Jadi duit bukan masalah utama kenapa mereka gak datang ke Melbourne.
Perkembangan lain, aku nelpon mamiku, eh kata mamiku, papanya Meme nanya ke dia, eh kenapa si Hide kok bela-belain datang ke pestanya Meme ? Meme itu kan anak durhaka etc etc
Ya ampun, aku langsung komen, lah yang undang aku si Meme kok bukan atas nama papanya, jadi kalo aku mau datang atau gak itu mah terserah aku dong, gak perlu nanya izin papanya ?
Parahnya, aku baru tau kalau papanya Meme itu ngelarang relativenya untuk attend ke pestanya Meme. Gawat kan ???
Udah dulu deh, nanti kalo gak blognya jadi panjang lagi.
Hide (sambil ngepak koper)
Rest in Peace
Rahardjo Tirtoatmodjo. Tiba tiba nama itu terlintas di benakku saat ini. Dia adalah mantan dosenku di Petra, lulusan S3 dari France. Begitu banyak kenangan manis dan pahit-ku dengannya. Cara mengajarnya yang begitu lain dengan dosen-dosen yang konvensional. Interaktif, tidak membosankan. Semua pertanyaan mahasiswanya bisa dijawab dengan memuaskan dengan pendekatan yang sangat praktikal.
Cara mengajarnya inilah yang menumbuhkan kecintaanku pada mengajar, bukan berarti Dosen selalu benar, tapi kita berbagi ilmu.
Sayangnya, ujiannya itu selalu multiple choice. Eh, bukannya multiple choice itu lebih gampang. In general sih emang lebih gampang, tapi gimana gak sewot, kalau pilihan jawabannya itu serupa tapi tak sama such as: A. 1914 B. 1941 C. 1915 D. 1924 Nah lho ……
Begitu dikasih tau kalau ujiannya bakal multiple choice, aku prediksi pertanyaannya bakal general gitu, gak mendetail, jadi belajarnya SKS (Sistem Kebut Semalam) aja. Walhasil, pas ujian, langsung blank.
Temenku si Tomy belajarnya lebih kilat lagi (karena dia gak pernah ngopi slide, jadi pas kita udah selesai belajar dan tidur, baru dia begadang belajar minjem punya kita). Eh ternyata pas keluar hasilnya, dia dapet nilai 80-an sedangkan aku 30-an. Eh ?
Tapi aku gak nyalahin si Tomy sih, dia ini emang jenius kok. Di kelas, gak pernah dengerin dosen, di rumah gak pernah belajar, main game computer or Super Nintendo aja kerjaannya; tapi pas KHS (Kartu Hasil Study) keluar, eh IP-nya 3 lagi.
Ujian pertama kata orang kan penjajakan, jadi sekarang aku udah tau style ujiannya pak Rahardjo gimana. Aku jadi bener-bener serius belajar sebelum ujian, berusaha hapalin hal-hal sampe mendetail. Eh lagi-lagi, hasilnya sama aja, tetap dapat 40-an :(
Sebelum UTS (Ujian Tengah Semester), biasanya ada temu wicara antara dosen dengan mahasiswa membahas masalah-masalah proses belajar mengajar. Salah satu mahasiswa bertanya ke salah satu dosen “Pak, kok ujiannya menyimpang dari materi kuliah ?” Dosen yang bersangkutan memberikan tanggapan. Eh, abis gitu, pak Rahardjo ikut menimpali, maksudnya sih bercanda, mencoba menghangatkan suasana “Kalo ujian saya sih gak pernah menyulitkan mahasiswa, hanya inti-inti pelajaran saja yang saya keluarkan di ujian”.
Spontan aja aku bengong, lho kok inti-inti aja sampai mendetail ke tahun-tahun segala yah ? Iseng aku berdiri, mengacungkan tangan terus bertanya “Maaf pak yah, aku rasa bapak ini apa yang diomongkan kok gak sama dengan kenyataan?” Terus aku tambahin contoh konkret ujiannya sendiri. Pak Rahardjo mati kutu bagai disambar geledek. No comment.
Akhirnya UTS tiba, aku udah hopeless lah ama pelajarannya pak Rahardjo. Timbul ide gilaku, aku tantangin si Tomy untuk balapan keluar. Kan ujiannya juga multiple choice kan. Taruhannya yang keluar belakangan ntraktir makan soto.
Taruhan balapan ini jadi keterusan, setiap kali ada ujian pak Rahardjo, either aku atau Tomy yang keluar duluan. Sampe suatu saat pas UAS (Ujian Akhir Semester), udah lebih dari 20 menit, kita berdua masih betah di dalam ruang ujian. Pak Rahardjo terus nyeletuk “Hide, Tomy, ini udah 20 menit lho. Kok belum ada yang keluar ? Tumben ?” Seluruh kelas ngakak. Ya ampun, apa kita ini udah keterlaluan yah, pikirku saat itu. Tapi bodo amat ahh :)
Pak Rahardjo ini juga aktif terlibat dalam pelayanan masyarakat, termasuk kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) membangun desa binaan UK Petra di daerah tertinggal di Mojokerto. Salah satu program KKN ini adalah pembangunan instalasi Listrik Biogas yaitu listrik yang dihasilkan dari kotoran hewan.
Mahasiswa yang tertarik untuk ikut dalam program ini pertama kali dianjurkan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Biogas. Aku bener-bener interested ama topik ini, bahkan punya pikiran panjang mungkin cocok dipake untuk bahan Tugas Akhir ? Aku dan Tomy bikin tim bareng bener-bener menganalisa Biogas. Eh, masih setengah jalan, ada kabar kalau tim Biogas dibubarkan, katanya sih gak ada dana yang turun dari UK Petra.
Saat itu, aku bener-bener kecewa ama pak Rahardjo. Kok dia memberikan harapan yang muluk-muluk kalau gak bisa diwujudkan ? Sampe pake ngadain big meeting segala ? Terus apa gunanya aku susah payah mencari data dan bikin makalah segala ? Aku jadi sedikit antipati ama dia, sampe salah satu mata kuliah pak Rahardjo: Otomotif, jangankan belajar, megang materi kuliahnya aja gak pernah. Ujiannya aku bikin tebak ABCD, atau tebak kancing baju, kalo gak terserah feelings. Yah, hasilnya tau sendiri lah, D alias gak lulus. Semester depannya aku kudu ngulang lagi :(
Setelah aku sampai di Australia, aku baru denger dari temen-temen yang masih di Indo, ternyata pembatalan tim Biogas itu bener-bener kesalahan UK Petra. Proposal pak Rahardjo ditolak dengan beragam alasan. Aku menyesal sempat menyalahkan pak Rahardjo.
Beberapa bulan kemudian, aku dapat shocking sms dari Indonesia: “Telah berpulang ke rumah Bapa, Bpk. Rahardjo Tirtoatmodjo pada tgl …. Dan bakal disemayamkan di auditorium UK Petra …..”
Aku langsung sms balik ke Indo “Eh, kalo becanda, jangan keterlaluan dong. Orang masih muda dan sehat gitu kok dibilang mati ?”
Ada sms lagi, dari temen yang lain, beritanya sama. Waduh ternyata berita itu beneran toh ?
Penyebabnya adalah komplikasi Typhus ama Lever. Beliau sempat dirawat 3 hari di RS. Beliau meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak (pas itu masih kecil-kecil, umurnya sekitar 5 dan 8 tahun).
Kata temenku, ini juga ada kesalahan dari UK Petra, karena beban kerja yang terlalu berlebihan, dan pas ada keluhan dari pak Rahardjo, tidak ditanggapi dengan serius, bahkan nunggu pak Rahardjo pingsan dulu baru buru-buru dirujuk dan dirawat di RS.
Pak Rahardjo, maafkan aku yah atas kesalahpahamanku selama ini. Hanya blog ini yang bisa aku dedikasikan padamu. Rest in Peace, pak Rahardjo.
Hide (Hidup matinya manusia di tangan Tuhan)
Cara mengajarnya inilah yang menumbuhkan kecintaanku pada mengajar, bukan berarti Dosen selalu benar, tapi kita berbagi ilmu.
Sayangnya, ujiannya itu selalu multiple choice. Eh, bukannya multiple choice itu lebih gampang. In general sih emang lebih gampang, tapi gimana gak sewot, kalau pilihan jawabannya itu serupa tapi tak sama such as: A. 1914 B. 1941 C. 1915 D. 1924 Nah lho ……
Begitu dikasih tau kalau ujiannya bakal multiple choice, aku prediksi pertanyaannya bakal general gitu, gak mendetail, jadi belajarnya SKS (Sistem Kebut Semalam) aja. Walhasil, pas ujian, langsung blank.
Temenku si Tomy belajarnya lebih kilat lagi (karena dia gak pernah ngopi slide, jadi pas kita udah selesai belajar dan tidur, baru dia begadang belajar minjem punya kita). Eh ternyata pas keluar hasilnya, dia dapet nilai 80-an sedangkan aku 30-an. Eh ?
Tapi aku gak nyalahin si Tomy sih, dia ini emang jenius kok. Di kelas, gak pernah dengerin dosen, di rumah gak pernah belajar, main game computer or Super Nintendo aja kerjaannya; tapi pas KHS (Kartu Hasil Study) keluar, eh IP-nya 3 lagi.
Ujian pertama kata orang kan penjajakan, jadi sekarang aku udah tau style ujiannya pak Rahardjo gimana. Aku jadi bener-bener serius belajar sebelum ujian, berusaha hapalin hal-hal sampe mendetail. Eh lagi-lagi, hasilnya sama aja, tetap dapat 40-an :(
Sebelum UTS (Ujian Tengah Semester), biasanya ada temu wicara antara dosen dengan mahasiswa membahas masalah-masalah proses belajar mengajar. Salah satu mahasiswa bertanya ke salah satu dosen “Pak, kok ujiannya menyimpang dari materi kuliah ?” Dosen yang bersangkutan memberikan tanggapan. Eh, abis gitu, pak Rahardjo ikut menimpali, maksudnya sih bercanda, mencoba menghangatkan suasana “Kalo ujian saya sih gak pernah menyulitkan mahasiswa, hanya inti-inti pelajaran saja yang saya keluarkan di ujian”.
Spontan aja aku bengong, lho kok inti-inti aja sampai mendetail ke tahun-tahun segala yah ? Iseng aku berdiri, mengacungkan tangan terus bertanya “Maaf pak yah, aku rasa bapak ini apa yang diomongkan kok gak sama dengan kenyataan?” Terus aku tambahin contoh konkret ujiannya sendiri. Pak Rahardjo mati kutu bagai disambar geledek. No comment.
Akhirnya UTS tiba, aku udah hopeless lah ama pelajarannya pak Rahardjo. Timbul ide gilaku, aku tantangin si Tomy untuk balapan keluar. Kan ujiannya juga multiple choice kan. Taruhannya yang keluar belakangan ntraktir makan soto.
Taruhan balapan ini jadi keterusan, setiap kali ada ujian pak Rahardjo, either aku atau Tomy yang keluar duluan. Sampe suatu saat pas UAS (Ujian Akhir Semester), udah lebih dari 20 menit, kita berdua masih betah di dalam ruang ujian. Pak Rahardjo terus nyeletuk “Hide, Tomy, ini udah 20 menit lho. Kok belum ada yang keluar ? Tumben ?” Seluruh kelas ngakak. Ya ampun, apa kita ini udah keterlaluan yah, pikirku saat itu. Tapi bodo amat ahh :)
Pak Rahardjo ini juga aktif terlibat dalam pelayanan masyarakat, termasuk kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) membangun desa binaan UK Petra di daerah tertinggal di Mojokerto. Salah satu program KKN ini adalah pembangunan instalasi Listrik Biogas yaitu listrik yang dihasilkan dari kotoran hewan.
Mahasiswa yang tertarik untuk ikut dalam program ini pertama kali dianjurkan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Biogas. Aku bener-bener interested ama topik ini, bahkan punya pikiran panjang mungkin cocok dipake untuk bahan Tugas Akhir ? Aku dan Tomy bikin tim bareng bener-bener menganalisa Biogas. Eh, masih setengah jalan, ada kabar kalau tim Biogas dibubarkan, katanya sih gak ada dana yang turun dari UK Petra.
Saat itu, aku bener-bener kecewa ama pak Rahardjo. Kok dia memberikan harapan yang muluk-muluk kalau gak bisa diwujudkan ? Sampe pake ngadain big meeting segala ? Terus apa gunanya aku susah payah mencari data dan bikin makalah segala ? Aku jadi sedikit antipati ama dia, sampe salah satu mata kuliah pak Rahardjo: Otomotif, jangankan belajar, megang materi kuliahnya aja gak pernah. Ujiannya aku bikin tebak ABCD, atau tebak kancing baju, kalo gak terserah feelings. Yah, hasilnya tau sendiri lah, D alias gak lulus. Semester depannya aku kudu ngulang lagi :(
Setelah aku sampai di Australia, aku baru denger dari temen-temen yang masih di Indo, ternyata pembatalan tim Biogas itu bener-bener kesalahan UK Petra. Proposal pak Rahardjo ditolak dengan beragam alasan. Aku menyesal sempat menyalahkan pak Rahardjo.
Beberapa bulan kemudian, aku dapat shocking sms dari Indonesia: “Telah berpulang ke rumah Bapa, Bpk. Rahardjo Tirtoatmodjo pada tgl …. Dan bakal disemayamkan di auditorium UK Petra …..”
Aku langsung sms balik ke Indo “Eh, kalo becanda, jangan keterlaluan dong. Orang masih muda dan sehat gitu kok dibilang mati ?”
Ada sms lagi, dari temen yang lain, beritanya sama. Waduh ternyata berita itu beneran toh ?
Penyebabnya adalah komplikasi Typhus ama Lever. Beliau sempat dirawat 3 hari di RS. Beliau meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak (pas itu masih kecil-kecil, umurnya sekitar 5 dan 8 tahun).
Kata temenku, ini juga ada kesalahan dari UK Petra, karena beban kerja yang terlalu berlebihan, dan pas ada keluhan dari pak Rahardjo, tidak ditanggapi dengan serius, bahkan nunggu pak Rahardjo pingsan dulu baru buru-buru dirujuk dan dirawat di RS.
Pak Rahardjo, maafkan aku yah atas kesalahpahamanku selama ini. Hanya blog ini yang bisa aku dedikasikan padamu. Rest in Peace, pak Rahardjo.
Hide (Hidup matinya manusia di tangan Tuhan)
Friday, March 03, 2006
Opportunities ?
Jangan bosan bosan baca blogku yah, kebanyakan nyambung dan cerita tentang my personal life soalnya :)
Beberapa bulan sebelum new store opening, some movement happenned. Arthur (Fresh Produce manager) transfer ke new store. Dia udah bekerja walau supermarketnya belum open for public, alias setting up preparation area dan display shop floor. Beberapa managers juga follow suit.
Yang gantiin Arthur itu Jason Formosa, seorang Aussie yang terus terang aku bilang gak becus kerjanya. Fresh Produce department dibikin gak nyaman di bawah pimpinannya. Aku udah pingin pindah ikut Arthur ke new shop, tapi kenapa gak ada offer dari dia ? Atau dia ingin start with brand-new staff ?
In the middle of everywhere, pas aku ngambil pay slip di office, ada flyer dibagiin dengan tulisan "Interested in bakery career ?". Aku emang lebih tertarik bekerja membuat sesuatu, gak cuman display merchandise atau stock controlling kayak di Fresh Produce. Kebetulan aku ketemu ama si Arthur, terus kita discuss masalah kerja di bakery. He said "The 5 weeks training in the bakery is good, but I personally don't think that working in the bakery is that good". That's it, dia gak buka mulut apakah aku mau ikut transfer ke new store or not. Silly me, I can't open my mouth to say something about it, or say something about how miserable we felt working under Jason.
Akhirnya aku applied at bakery and got that job. The first 5 weeks training is fabulous. I learned so many new things. Vienna ? Vietnamese Rolls ? How interesting to see a dough growing and later baked into bread ? The smell of freshly baked bread ? The donuts machine which end up with lots of them in my belly. Most of the staff I will work with were there, except for the manager, Tiffany Beckinsale, another Aussie, which were nice but never willing to do anything.
A week prior to the opening day, Arthur came to me and asked me "Are you happy at the bakery ? Because I need someone as my second-in-in-charge (assistant manager)." I replied "I am happy working here at bakery but I am thrilled if I can work as your 2IC". Wah gak kebayang deh rasanya, bisa jadi tangan kanan Arthur. I was thinking beyond in 5 years ahead. Bisakah aku jadi manager kayak dia yg handle sales more than $250,000 per week ?
However, shit happens. Ada manager lain yg ditransfer ke Fresh Produce dan merupakan titipan dari "atas". Arthur dengan terpaksa membatalkan promosiku ke Fresh Produce dan tiba tiba Tiffany menawari aku jadi 2ICnya. Well aku tau benar kalo ini pasti hasil lobby dari Arthur. Better than nothing I thought.
Anyway, I ended up working as Bakery 2IC. I worked hard there, never took my tea break, only took half of my unpaid lunch break, just to have a decent meal.
Yang aku gak tau, beberapa anak buahku ternyata berambisi banget jadi 2IC. Jadi mereka dengan dengkinya sengaja membuat jengkel aku. Ada yang sengaja kerja dipelan-pelanin. Ada yang sengaja order sampai double the amount we need. Terus si Tiffanny juga seems gak ngapa-ngapain, seringnya raib ke office have a nice chit chat with anyone there. Padahal aku udah coba leading with example, I don't want to be bossy. Or maybe, mereka pikir aku main belakang, mungkin mereka pikir kok bisa yang paling muda di sini malah dijadiin 2IC dan memimpin kita-kita yang rata2 lebih dari 3 tahun experience at Coles ?
Mereka berharap kalau aku step down dari 2IC position, who knows Tiffanny promote mereka ? Sikap mereka ke Tiffanny memuakkan, mereka saling adu menjilat Tiffanny. Karena bukan rahasia, kalau di Coles, promotion-demotion sangat gak jelas, bukan karena prestasi. It's not what you're doing but Who're you knowing.
Suasana di bakery jadi gak karuan, aku merasa ditikam dari belakang oleh mereka. Seringkali aku sengaja membanting trolly keras-keras ke tembok, karena mereka packing the breadnya kayak orang abis stroke aja. Mau gak mau aku jadi bossy, suruh si A ngerjain ini, suruh si B ngerjain itu. Gitu aja, seringkali kerjaan ditinggalin buat aku. Ujung-ujungnya aku harus voluntary stay back untuk nyelesain semua. Tanggung jawab ? Dedikasi ? Rubbish semua.
That's it, why I have to whip up my ass just for $25 extra per week ?
I gave my resignation letter after not more than 6 months as 2IC. Aku sempet punya pikiran untuk bertahan, paling lama 1-2 tahun lagi udah jadi manager, tapi buat apa ? Bayaran manager berapa emang ?
Someone told me "Just close your eyes, hang on there as 2IC", but I can't. If I got the responsibility, I always try to do my best.
Fortunately, Tiffanny can see the performance of her bakery staff. Later, she took Chelsea Berry from Dairy department to became Bakery 2IC. Boo Hoo for you guys, you didn't get what you planned so far. Chelsea ini pertamanya kerjanya oke, tapi lama kelamaan dia kecewa juga melihat kerjanya bakery staff, and even worst she decided to work as slow as them.
Gak lama Tiffanny mengundurkan diri juga. She even quit from Coles. Aku rasa dia baru tau gimana kalau kudu ngerjain semuanya sendiri, pressure dari atas/store management dan slack performance dari subordinate staff.
Nowadays, I just stuck in the bakery preparation room, doing what I do best, preparing and producing bread rolls retards.
Bakersku, Andy O'Brien ditawarin posisi jadi manager. Everyday since that promotion day, he always winging "It's not what I wanted to, but they assigned me to. I'm going to step down tomorrow". Tapi dia hanging on there. Well, some people just did it, aren't they ? Bakery going down hill, getting worst and worst.
Staffnya pas pasan karena sales juga pas pasan (staff budgetting sekitar 5% dari sales). Jadinya jangankan bersih-bersih, untuk nyelesain kerjaan aja kadang gak keburu. Practically, I think my bakery preparation room is the worst I ever seen. Disgusting.
Sometimes, I even wondered ...... what position I have now if I still hanging on there before ? Is it worthed ?
Hide (Desperate Worker)
Beberapa bulan sebelum new store opening, some movement happenned. Arthur (Fresh Produce manager) transfer ke new store. Dia udah bekerja walau supermarketnya belum open for public, alias setting up preparation area dan display shop floor. Beberapa managers juga follow suit.
Yang gantiin Arthur itu Jason Formosa, seorang Aussie yang terus terang aku bilang gak becus kerjanya. Fresh Produce department dibikin gak nyaman di bawah pimpinannya. Aku udah pingin pindah ikut Arthur ke new shop, tapi kenapa gak ada offer dari dia ? Atau dia ingin start with brand-new staff ?
In the middle of everywhere, pas aku ngambil pay slip di office, ada flyer dibagiin dengan tulisan "Interested in bakery career ?". Aku emang lebih tertarik bekerja membuat sesuatu, gak cuman display merchandise atau stock controlling kayak di Fresh Produce. Kebetulan aku ketemu ama si Arthur, terus kita discuss masalah kerja di bakery. He said "The 5 weeks training in the bakery is good, but I personally don't think that working in the bakery is that good". That's it, dia gak buka mulut apakah aku mau ikut transfer ke new store or not. Silly me, I can't open my mouth to say something about it, or say something about how miserable we felt working under Jason.
Akhirnya aku applied at bakery and got that job. The first 5 weeks training is fabulous. I learned so many new things. Vienna ? Vietnamese Rolls ? How interesting to see a dough growing and later baked into bread ? The smell of freshly baked bread ? The donuts machine which end up with lots of them in my belly. Most of the staff I will work with were there, except for the manager, Tiffany Beckinsale, another Aussie, which were nice but never willing to do anything.
A week prior to the opening day, Arthur came to me and asked me "Are you happy at the bakery ? Because I need someone as my second-in-in-charge (assistant manager)." I replied "I am happy working here at bakery but I am thrilled if I can work as your 2IC". Wah gak kebayang deh rasanya, bisa jadi tangan kanan Arthur. I was thinking beyond in 5 years ahead. Bisakah aku jadi manager kayak dia yg handle sales more than $250,000 per week ?
However, shit happens. Ada manager lain yg ditransfer ke Fresh Produce dan merupakan titipan dari "atas". Arthur dengan terpaksa membatalkan promosiku ke Fresh Produce dan tiba tiba Tiffany menawari aku jadi 2ICnya. Well aku tau benar kalo ini pasti hasil lobby dari Arthur. Better than nothing I thought.
Anyway, I ended up working as Bakery 2IC. I worked hard there, never took my tea break, only took half of my unpaid lunch break, just to have a decent meal.
Yang aku gak tau, beberapa anak buahku ternyata berambisi banget jadi 2IC. Jadi mereka dengan dengkinya sengaja membuat jengkel aku. Ada yang sengaja kerja dipelan-pelanin. Ada yang sengaja order sampai double the amount we need. Terus si Tiffanny juga seems gak ngapa-ngapain, seringnya raib ke office have a nice chit chat with anyone there. Padahal aku udah coba leading with example, I don't want to be bossy. Or maybe, mereka pikir aku main belakang, mungkin mereka pikir kok bisa yang paling muda di sini malah dijadiin 2IC dan memimpin kita-kita yang rata2 lebih dari 3 tahun experience at Coles ?
Mereka berharap kalau aku step down dari 2IC position, who knows Tiffanny promote mereka ? Sikap mereka ke Tiffanny memuakkan, mereka saling adu menjilat Tiffanny. Karena bukan rahasia, kalau di Coles, promotion-demotion sangat gak jelas, bukan karena prestasi. It's not what you're doing but Who're you knowing.
Suasana di bakery jadi gak karuan, aku merasa ditikam dari belakang oleh mereka. Seringkali aku sengaja membanting trolly keras-keras ke tembok, karena mereka packing the breadnya kayak orang abis stroke aja. Mau gak mau aku jadi bossy, suruh si A ngerjain ini, suruh si B ngerjain itu. Gitu aja, seringkali kerjaan ditinggalin buat aku. Ujung-ujungnya aku harus voluntary stay back untuk nyelesain semua. Tanggung jawab ? Dedikasi ? Rubbish semua.
That's it, why I have to whip up my ass just for $25 extra per week ?
I gave my resignation letter after not more than 6 months as 2IC. Aku sempet punya pikiran untuk bertahan, paling lama 1-2 tahun lagi udah jadi manager, tapi buat apa ? Bayaran manager berapa emang ?
Someone told me "Just close your eyes, hang on there as 2IC", but I can't. If I got the responsibility, I always try to do my best.
Fortunately, Tiffanny can see the performance of her bakery staff. Later, she took Chelsea Berry from Dairy department to became Bakery 2IC. Boo Hoo for you guys, you didn't get what you planned so far. Chelsea ini pertamanya kerjanya oke, tapi lama kelamaan dia kecewa juga melihat kerjanya bakery staff, and even worst she decided to work as slow as them.
Gak lama Tiffanny mengundurkan diri juga. She even quit from Coles. Aku rasa dia baru tau gimana kalau kudu ngerjain semuanya sendiri, pressure dari atas/store management dan slack performance dari subordinate staff.
Nowadays, I just stuck in the bakery preparation room, doing what I do best, preparing and producing bread rolls retards.
Bakersku, Andy O'Brien ditawarin posisi jadi manager. Everyday since that promotion day, he always winging "It's not what I wanted to, but they assigned me to. I'm going to step down tomorrow". Tapi dia hanging on there. Well, some people just did it, aren't they ? Bakery going down hill, getting worst and worst.
Staffnya pas pasan karena sales juga pas pasan (staff budgetting sekitar 5% dari sales). Jadinya jangankan bersih-bersih, untuk nyelesain kerjaan aja kadang gak keburu. Practically, I think my bakery preparation room is the worst I ever seen. Disgusting.
Sometimes, I even wondered ...... what position I have now if I still hanging on there before ? Is it worthed ?
Hide (Desperate Worker)
Mardi Gras
Edan. Yupe, cuman 4 huruf ini yg aku pikirkan hari-hari ini. Today is the famous Mardi Gras weekend, where the gay communities gather together, parade on the street. Even the government treats this as a special event, closing some main roads such as Elizabeth Street and Oxford Street.
Edan, mau gak mau aku harus menghormati kebebasan kaum gay di sini, as that what the law here, tapi aku rasa aku berhak untuk beropini at least on my own blog.
Bukannya gay itu menyimpang yah ? Kenapa yang menyimpang begini justru dielu-elukan, bahkan sampe disiarin live di TV ? Emang jaman edan ……
Kaum gay berkilah, ohh ini hanya gaya hidup atau somekind of fashion that booming these days. Some people argued that they felt different since they were born and thousands excuses they can said just to justified gay life.
Justru kita yang normal yang harus mengalah pada mereka, anti-diskriminasi lah, persamaan hak lah, bahkan Anglican Church mengambil langkah kontroversial dengan merestui gay life alias menerima mereka di dalam gereja. Apa mereka tidak ingat apa yang terjadi pada Sodom dan Gomorra ? Untunglah petinggi Catholic di sini bersikukuh tidak menerima gay but not against them.
Buat kaum gay sendiri dengan berarak2an apa mereka pikir ini loh kita kaum gay mau show off. It is our time to be a one day celebrity ? Apa gak malah kayak monyet-monyet di Taronga Zoo yang bergelantungan jadi tontonan umum, or singa-singa sirkus yang menganga menunjukkan taring taringnya untuk menarik wisatawan ? Aku rasa sih Mardi Gras parade bukannya mengangkat martabat kaum gay, malah membikin mereka lebih rendah dari show animals. Aku masih happy kok been a normal straight guy.
Hide (masih waras kok, gak ikutan edan!)
Edan, mau gak mau aku harus menghormati kebebasan kaum gay di sini, as that what the law here, tapi aku rasa aku berhak untuk beropini at least on my own blog.
Bukannya gay itu menyimpang yah ? Kenapa yang menyimpang begini justru dielu-elukan, bahkan sampe disiarin live di TV ? Emang jaman edan ……
Kaum gay berkilah, ohh ini hanya gaya hidup atau somekind of fashion that booming these days. Some people argued that they felt different since they were born and thousands excuses they can said just to justified gay life.
Justru kita yang normal yang harus mengalah pada mereka, anti-diskriminasi lah, persamaan hak lah, bahkan Anglican Church mengambil langkah kontroversial dengan merestui gay life alias menerima mereka di dalam gereja. Apa mereka tidak ingat apa yang terjadi pada Sodom dan Gomorra ? Untunglah petinggi Catholic di sini bersikukuh tidak menerima gay but not against them.
Buat kaum gay sendiri dengan berarak2an apa mereka pikir ini loh kita kaum gay mau show off. It is our time to be a one day celebrity ? Apa gak malah kayak monyet-monyet di Taronga Zoo yang bergelantungan jadi tontonan umum, or singa-singa sirkus yang menganga menunjukkan taring taringnya untuk menarik wisatawan ? Aku rasa sih Mardi Gras parade bukannya mengangkat martabat kaum gay, malah membikin mereka lebih rendah dari show animals. Aku masih happy kok been a normal straight guy.
Hide (masih waras kok, gak ikutan edan!)
Secuil lagi diriku .....
Continued from "Secuil diriku ....."
Fortunately, not long after that rejection news, I heard some progress regarding my PR application. My agent back at Sydney asked me to do IELTS test followed by the medical check-up which is a good indication that my PR will be approved soon.
IELTS test aku lewati dgn mulus tanpa hambatan yang berarti. Kemudian aku menjalani medical check-up sambil was-was karena dulu aku sempet merokok sejak SMP 2 sampai terakhir year 2000. Negative thinking keep running in my brain akankah efek nikotin dari rokok-rokok yg aku hisap itu membuat medical check-upku failed…. Lebih parah lagi, kalau PRku gak keluar, what should I do at Indonesia ?
I had tried to secure some positions. However, in some ways, they were not satisfied me. Dokter jaga di lab jln Sulawesi menepis kekhawatiranku, dia bilang “you’re fine”. Aku rasanya ingin lompat tinggi-tinggi. Aku ngasih tip buat suster dan mantri jaga di sana dua ratus ribu each, sampe one of them saying thank you very much so many times.
Finally my PR had been approved, and I flew back to Sydney. Instead of looking for proper job (office job), I went straight back to my former employer who is COLES SUPERMARKET (di Indo semacam Careffour lah).
Aku dulu kerja di Fresh Produce department, so I somehow knew most of the staff. Ternyata I found out that my former manager already quit the job. Terus aku nemuin manager yg sekarang namanya Arthur Varlas (orang Greek). Kebetulan ada satu staff mau go overseas for good, jadinya aku ngisi posisi dia.
Pertamanya aku happy dgn kerjaanku, wagesku dan managerku yg bener2 care ama staffnya. Tapi terkadang muncul pikiran kenapa aku yg udah lulusan master di sini kok masih ngerjain shit job like this ? But, I keep my positive thinking. Well, it is not that bad, especially in April 2004 there’ll be new store opening. There’ll be a lot of opportunities there …..
Nantinya aku akan menyesali this silly thought ….. day by day gone by, but I just stuck there regretting and forgiving myself, led me into self-destruction …..
Until I met someone so special, my Beve, who gave my spirit back, supported me on whatever I did. Thanks a lot, Beve!
Now, I picking up my life pieces, and trying hard to put them on the right place. Whatever the result, I will be proud to myself as I had tried my best which I never done before.
God, leads me on your path in which I believed will be the best for me and I shall follow. Glory to the Lord in the highest …..
Hide (in pieces)
Fortunately, not long after that rejection news, I heard some progress regarding my PR application. My agent back at Sydney asked me to do IELTS test followed by the medical check-up which is a good indication that my PR will be approved soon.
IELTS test aku lewati dgn mulus tanpa hambatan yang berarti. Kemudian aku menjalani medical check-up sambil was-was karena dulu aku sempet merokok sejak SMP 2 sampai terakhir year 2000. Negative thinking keep running in my brain akankah efek nikotin dari rokok-rokok yg aku hisap itu membuat medical check-upku failed…. Lebih parah lagi, kalau PRku gak keluar, what should I do at Indonesia ?
I had tried to secure some positions. However, in some ways, they were not satisfied me. Dokter jaga di lab jln Sulawesi menepis kekhawatiranku, dia bilang “you’re fine”. Aku rasanya ingin lompat tinggi-tinggi. Aku ngasih tip buat suster dan mantri jaga di sana dua ratus ribu each, sampe one of them saying thank you very much so many times.
Finally my PR had been approved, and I flew back to Sydney. Instead of looking for proper job (office job), I went straight back to my former employer who is COLES SUPERMARKET (di Indo semacam Careffour lah).
Aku dulu kerja di Fresh Produce department, so I somehow knew most of the staff. Ternyata I found out that my former manager already quit the job. Terus aku nemuin manager yg sekarang namanya Arthur Varlas (orang Greek). Kebetulan ada satu staff mau go overseas for good, jadinya aku ngisi posisi dia.
Pertamanya aku happy dgn kerjaanku, wagesku dan managerku yg bener2 care ama staffnya. Tapi terkadang muncul pikiran kenapa aku yg udah lulusan master di sini kok masih ngerjain shit job like this ? But, I keep my positive thinking. Well, it is not that bad, especially in April 2004 there’ll be new store opening. There’ll be a lot of opportunities there …..
Nantinya aku akan menyesali this silly thought ….. day by day gone by, but I just stuck there regretting and forgiving myself, led me into self-destruction …..
Until I met someone so special, my Beve, who gave my spirit back, supported me on whatever I did. Thanks a lot, Beve!
Now, I picking up my life pieces, and trying hard to put them on the right place. Whatever the result, I will be proud to myself as I had tried my best which I never done before.
God, leads me on your path in which I believed will be the best for me and I shall follow. Glory to the Lord in the highest …..
Hide (in pieces)
Thursday, March 02, 2006
Secuil diriku .....
Sebagai pembuka, aku udah menetap di Sydney sejak 2000. Iya, pas sebelum Sydney Olympics. Lumayan lah, sempet ngerasain atmosfer olimpiade. Aku nonton 2 pertandingan live di stadion; Hendrawan lawan siapa yah aku lupa dari Cina pada partai final tunggal putra bulu tangkis dan Baseball. Yang baseball ini salah tiket, maunya nonton partai kuat USA v Cuba, eh gak taunya salah beli (abis antrinya udah kayak antri beras pas krismon), jadinya kita nonton Holland v South Africa.
Aku sempet balik ke Indo tahun 2002, apply Permanent Residentku offshore dari Indo. Dengan harapan setinggi langit, aku ngelamar kerja kiri dan kanan, maklum aku udah menggenggam gelar Master of Engineering Science dari University of New South Wales. Ternyata, bad timing and bad luck :( I can't get the job that I want nor the salary that I wish. Ujung-ujungnya aku "balik kucing" (istilah balik kucing ini artinya balik lagi ke apa yg udah lu tinggalin), jadi dosen part-time di jurusan Teknik Industri di almamaterku Universitas Kristen Petra, sambil apply full-time lecturer position there. Yang aku gak sangka .... di balik layar, kepala jurusan Teknik Mesin kurang senang hati karena aku justru melamar kerjaan di Teknik Industri (aku lulusan Teknik Mesin di Petra). Akhirnya entah kenapa, aku gak bisa jadi dosen tetap di Petra. Padahal I love teaching so much .....
Alasan lain mungkin karena aku pas mahasiswa terlalu aktif dan vocal. One unforgetable event was ketika Sekretaris Jurusanku, Mr. SC comment di majalah kampus membandingkan antara mahasiswa Teknik Mesin dan Teknik Industri, yang mana dia bilang "mahasiswa Teknik Industri dipoles dikit langsung jadi bagus", atau dengan kata lain mahasiswa Teknik Mesin itu idiot semua ? Beberapa mahasiswa langsung unjuk rasa, kebanyakan merobek lembaran majalah itu, terus ditempel balik ke kaca Tata Usaha Teknik Mesin dengan tambahan tulisan "PKI" atau "Pengkhianat" etc. Aku sebagai salah satu anggota Hima (Himpunan Mahasiswa) langsung merespon dengan mengumpulkan kekuatan dan minta pertanggungjawaban dari Mr. SC. Sebelumnya kita bikin rapat akbar pengurus Hima, kita coba brainstorm apa aja kemungkinan sangkalan Mr. SC. Walhasil, pas pertemuan dengan kita, Mr. SC gak berkutik, mati kutu dan menyetujui butir-butir tuntutan kita:
1. Mr. SC harus menggelar permohonan maaf di depan mahasiswa Teknik Mesin yang dikumpulin di Auditorium
2. Mr. SC harus menarik/mengkoreksi pernyataannya di majalah kampus edisi berikutnya
3. Mr. SC mengeluarkan pernyataan permintaan maaf dan ditempelkan di semua Tata Usaha seluruh jurusan.
Point yang terakhir gak pernah terwujud, tapi toh .... kita udah sangat puas. Kapan lagi mahasiswa bisa mengoreksi Sekretaris Jurusan who is the second highest position man in the major?
Dan banyak lagi lah ulah ulah Hima yang otaknya dari seorang Hide. I'm very proud of it. I will tell to all my children-grandchildren-great grandchildren who was Hide.
Anyway, I'm very depressed when I got that rejection news. Trus, pas kontrak part-time lecturerku abis dan ditawari ama Ketua Jurusan Teknik Industri untuk diperpanjang, aku menolak dengan halus. Seluruh kecintaaanku pada mengajar hilang bagai water drained in the sink.....
Hide (to be continued ..... ada yang nantangin main kartu neh)
Aku sempet balik ke Indo tahun 2002, apply Permanent Residentku offshore dari Indo. Dengan harapan setinggi langit, aku ngelamar kerja kiri dan kanan, maklum aku udah menggenggam gelar Master of Engineering Science dari University of New South Wales. Ternyata, bad timing and bad luck :( I can't get the job that I want nor the salary that I wish. Ujung-ujungnya aku "balik kucing" (istilah balik kucing ini artinya balik lagi ke apa yg udah lu tinggalin), jadi dosen part-time di jurusan Teknik Industri di almamaterku Universitas Kristen Petra, sambil apply full-time lecturer position there. Yang aku gak sangka .... di balik layar, kepala jurusan Teknik Mesin kurang senang hati karena aku justru melamar kerjaan di Teknik Industri (aku lulusan Teknik Mesin di Petra). Akhirnya entah kenapa, aku gak bisa jadi dosen tetap di Petra. Padahal I love teaching so much .....
Alasan lain mungkin karena aku pas mahasiswa terlalu aktif dan vocal. One unforgetable event was ketika Sekretaris Jurusanku, Mr. SC comment di majalah kampus membandingkan antara mahasiswa Teknik Mesin dan Teknik Industri, yang mana dia bilang "mahasiswa Teknik Industri dipoles dikit langsung jadi bagus", atau dengan kata lain mahasiswa Teknik Mesin itu idiot semua ? Beberapa mahasiswa langsung unjuk rasa, kebanyakan merobek lembaran majalah itu, terus ditempel balik ke kaca Tata Usaha Teknik Mesin dengan tambahan tulisan "PKI" atau "Pengkhianat" etc. Aku sebagai salah satu anggota Hima (Himpunan Mahasiswa) langsung merespon dengan mengumpulkan kekuatan dan minta pertanggungjawaban dari Mr. SC. Sebelumnya kita bikin rapat akbar pengurus Hima, kita coba brainstorm apa aja kemungkinan sangkalan Mr. SC. Walhasil, pas pertemuan dengan kita, Mr. SC gak berkutik, mati kutu dan menyetujui butir-butir tuntutan kita:
1. Mr. SC harus menggelar permohonan maaf di depan mahasiswa Teknik Mesin yang dikumpulin di Auditorium
2. Mr. SC harus menarik/mengkoreksi pernyataannya di majalah kampus edisi berikutnya
3. Mr. SC mengeluarkan pernyataan permintaan maaf dan ditempelkan di semua Tata Usaha seluruh jurusan.
Point yang terakhir gak pernah terwujud, tapi toh .... kita udah sangat puas. Kapan lagi mahasiswa bisa mengoreksi Sekretaris Jurusan who is the second highest position man in the major?
Dan banyak lagi lah ulah ulah Hima yang otaknya dari seorang Hide. I'm very proud of it. I will tell to all my children-grandchildren-great grandchildren who was Hide.
Anyway, I'm very depressed when I got that rejection news. Trus, pas kontrak part-time lecturerku abis dan ditawari ama Ketua Jurusan Teknik Industri untuk diperpanjang, aku menolak dengan halus. Seluruh kecintaaanku pada mengajar hilang bagai water drained in the sink.....
Hide (to be continued ..... ada yang nantangin main kartu neh)
Married ama BULE
Walaupun aku baru 28 tahun ("baru" ???), gini gini aku udah punya beberapa keponakan, bahkan ada yang usianya cuma terpaut 3 tahun.
Salah satu ponakanku namanya Meme (just say her name Meme from now on, ok ?). Papanya Meme ini kerasnya minta ampun, tangan besi lah pokoknya. Dulu waktu aku masih as-dos (buat yang gak tau, as-dos = assisten dosen), temenku sesama as-dos sempat pacaran ama Meme. Kemudian kandas di tengah jalan, gara-garanya papanya Meme gak setuju dengan alasan kurang kaya. Padahal temenku itu juga not that bad, hanya saja dia masih kalah kaya ama keluarga Meme.
Ini gak hanya terjadi ama temenku itu, aku dengar beberapa kali Meme pacaran atau jalan ama someone, terus gak direstui etc etc. Bahkan yang lebih parah, papanya Meme mencoba menjodohin/nyomblangin Meme ama anak rekan bisnisnya yang lebih kaya.
Aku sampai gak ngerti kenapa sih ngejar kekayaan gak ada habis-habisnya ? Kalau aku di sini mah banting tulang ups banting adonan roti karena gak dapat kerjaan kantoran hahaha apa hubungannya coba ?
Gak lama, abis lulus SMA, Meme ke Melbourne kuliah. Yang aku salut dari orang tua Meme ialah mereka gak manjain dia. Meme gak dilarang kerja, padahal sih gak usah kerja, uang saku udah gak kurang-kurang, lagian kan udah dibeliin apartemen di sana (jadi gak usah bayar rent githu). Di McDonalds (tempat kerjanya), dia akhirnya pacaran ama managernya sendiri yang mana Bule asli Australia.
Memang sih in general Bule Australia ini malas-malas, terus udah culturenya mereka, kalau pas pacaran, having sex buat mereka itu seperti kalau kita orang Indo ciuman bibir aja. Not a big deal ! Tapi itu kan in general, aku pernah nelpon Meme, dia pernah curhat dia bilang pacarnya gak gitu lah. Dia juga tetep menjaga relationship mereka "sehat" dalam artian No Sex before Married.
Reaksi papanya Meme pas Meme bilang mau tunangan dan married ama Bule itu, bisa ditebak, pasti gak direstui. Tapi alasannya itu loh yang aneh .... Dia bilang kawin ama Bule mah bikin sial. Yang bikin aku bingung itu papanya Meme gak setuju lagi karena masalah ekonomi lagi, padahal untuk ukuran bule sini, dia termasuk dari keluarga kaya, karena udah dibeliin rumah sendiri.
Kapan hari pas tunangan, aku diundang, berhubung very short notice, I can't make it. Terus aku janji, bakalan datang pas Meme married. Yang aku gak tau saat itu, kalau papa-mamanya Meme gak pada datang di tunangannya. Tau gitu, aku sempet2in naik pesawat pagi balik malam ke Sydney, kan bisa calling sick di kerjaan (jangan bilang2 managerku yah).
Nanti di pesta marriagenya, papa-mama Meme juga gak bakal hadir lagi. Kalo papanya emang udah wataknya lebih keras dari Titanium, kalo udah gak direstui bakal gak hadir lah. Tapi yang lebih mengenaskan, mamanya udah mau datang, tapi gak jadi karena dilarang ama suaminya itu. Bisa bayangkan gak, punya uang berlimpah ruah, business jalan lancar, property di mana-mana bahkan orang bilang tujuh turunan makan tidur gak habis, tapi gak bisa menghadiri pesta kawin anak sendiri ? Aku jadi trenyuh .....
Pas Meme tau kalau cece dan cecangku migrate ke Sydney, dia langsung sms aku, bisa gak mereka datang ke pestanya. The more the merrier she said, tapi cece cecangku baru aja settle down at Sydney. Kerjaan aja masih serabutan. Dengan terpaksa, mereka menolak. Mana bisa nyari kerja terus bilang boss, kita mau libur seminggu ke Melbourne ?
Aku cross-check ama Meme, ternyata relative yang datang selain aku adalah kokonya. That's it dan beberapa temen Meme. Walah, aku bakal jadi pusat perhatian di Melbourne in which I hate that so much attention to me.
Perasaan ini gak kayak blog, tapi kayak curhatku aja nih ? Ok, Meme, aku turut berdoa semoga perkawinanmu langgeng, sehingga kamu bisa buktiin ke papamu, bahwa dia salah. Aku salut ama kamu yang harus memilih between your boyfriend/fiancee or your dad. Nanti kalo kamu punya anak-cucu, pasti ada someone di Indo yang merasa kehilangan sesuatu yang bisa ia timang. Btw, campuran Bule-Indo biasanya imut-imut.
Hide (still hiding .....)
Salah satu ponakanku namanya Meme (just say her name Meme from now on, ok ?). Papanya Meme ini kerasnya minta ampun, tangan besi lah pokoknya. Dulu waktu aku masih as-dos (buat yang gak tau, as-dos = assisten dosen), temenku sesama as-dos sempat pacaran ama Meme. Kemudian kandas di tengah jalan, gara-garanya papanya Meme gak setuju dengan alasan kurang kaya. Padahal temenku itu juga not that bad, hanya saja dia masih kalah kaya ama keluarga Meme.
Ini gak hanya terjadi ama temenku itu, aku dengar beberapa kali Meme pacaran atau jalan ama someone, terus gak direstui etc etc. Bahkan yang lebih parah, papanya Meme mencoba menjodohin/nyomblangin Meme ama anak rekan bisnisnya yang lebih kaya.
Aku sampai gak ngerti kenapa sih ngejar kekayaan gak ada habis-habisnya ? Kalau aku di sini mah banting tulang ups banting adonan roti karena gak dapat kerjaan kantoran hahaha apa hubungannya coba ?
Gak lama, abis lulus SMA, Meme ke Melbourne kuliah. Yang aku salut dari orang tua Meme ialah mereka gak manjain dia. Meme gak dilarang kerja, padahal sih gak usah kerja, uang saku udah gak kurang-kurang, lagian kan udah dibeliin apartemen di sana (jadi gak usah bayar rent githu). Di McDonalds (tempat kerjanya), dia akhirnya pacaran ama managernya sendiri yang mana Bule asli Australia.
Memang sih in general Bule Australia ini malas-malas, terus udah culturenya mereka, kalau pas pacaran, having sex buat mereka itu seperti kalau kita orang Indo ciuman bibir aja. Not a big deal ! Tapi itu kan in general, aku pernah nelpon Meme, dia pernah curhat dia bilang pacarnya gak gitu lah. Dia juga tetep menjaga relationship mereka "sehat" dalam artian No Sex before Married.
Reaksi papanya Meme pas Meme bilang mau tunangan dan married ama Bule itu, bisa ditebak, pasti gak direstui. Tapi alasannya itu loh yang aneh .... Dia bilang kawin ama Bule mah bikin sial. Yang bikin aku bingung itu papanya Meme gak setuju lagi karena masalah ekonomi lagi, padahal untuk ukuran bule sini, dia termasuk dari keluarga kaya, karena udah dibeliin rumah sendiri.
Kapan hari pas tunangan, aku diundang, berhubung very short notice, I can't make it. Terus aku janji, bakalan datang pas Meme married. Yang aku gak tau saat itu, kalau papa-mamanya Meme gak pada datang di tunangannya. Tau gitu, aku sempet2in naik pesawat pagi balik malam ke Sydney, kan bisa calling sick di kerjaan (jangan bilang2 managerku yah).
Nanti di pesta marriagenya, papa-mama Meme juga gak bakal hadir lagi. Kalo papanya emang udah wataknya lebih keras dari Titanium, kalo udah gak direstui bakal gak hadir lah. Tapi yang lebih mengenaskan, mamanya udah mau datang, tapi gak jadi karena dilarang ama suaminya itu. Bisa bayangkan gak, punya uang berlimpah ruah, business jalan lancar, property di mana-mana bahkan orang bilang tujuh turunan makan tidur gak habis, tapi gak bisa menghadiri pesta kawin anak sendiri ? Aku jadi trenyuh .....
Pas Meme tau kalau cece dan cecangku migrate ke Sydney, dia langsung sms aku, bisa gak mereka datang ke pestanya. The more the merrier she said, tapi cece cecangku baru aja settle down at Sydney. Kerjaan aja masih serabutan. Dengan terpaksa, mereka menolak. Mana bisa nyari kerja terus bilang boss, kita mau libur seminggu ke Melbourne ?
Aku cross-check ama Meme, ternyata relative yang datang selain aku adalah kokonya. That's it dan beberapa temen Meme. Walah, aku bakal jadi pusat perhatian di Melbourne in which I hate that so much attention to me.
Perasaan ini gak kayak blog, tapi kayak curhatku aja nih ? Ok, Meme, aku turut berdoa semoga perkawinanmu langgeng, sehingga kamu bisa buktiin ke papamu, bahwa dia salah. Aku salut ama kamu yang harus memilih between your boyfriend/fiancee or your dad. Nanti kalo kamu punya anak-cucu, pasti ada someone di Indo yang merasa kehilangan sesuatu yang bisa ia timang. Btw, campuran Bule-Indo biasanya imut-imut.
Hide (still hiding .....)
Subscribe to:
Posts (Atom)